Tahun ajaran baru akan dilalui dalam situasi yang sangat berbeda. Pemerintah mengizinkan sekolah di ratusan daerah dengan status hijau --relatif aman dari penyebaran Covid-19-- untuk menjalankan kelas tatap muka. Sementara itu, sebagian besar siswa lain tetap harus menjalankan pembelajaran jarak jauh alias belajar di rumah. Metode daring ini tidak disukai murid, orang tua, juga guru karena memiliki banyak kelemahan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Situasi darurat ini membuat Merdeka Belajar, program reformasi pendidikan yang digagas Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim, tak berjalan mulus. Mas Menteri harus banyak mengambil kebijakan responsif atas situasi darurat, termasuk akibat pemotongan anggaran setelah pandemi. Di tengah keterbatasan itu, ia meluncurkan program Guru Penggerak, yang ia sebut sebagai "pemimpin pendidikan di masa depan."
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Bagaimana Nadiem membenahi kualitas guru yang selama bertahun-tahun akrab dengan metode hapalan? Apa rencananya untuk menghasilkan guru yang berkualitas dan sesuai dengan perkembangan zaman? Ikuti perbincangannya dengan Pemimpin Redaksi Koran Tempo Budi Setyarso dalam program Ini Budi, "Reformasi Pendidikan Mas Menteri di Masa Pandemi."