Jumlah kasus positif infeksi virus corona Covid-19 di dunia terus mendaki dan per artikel ini dibuat, Selasa 16 Juni 2020, telah mencapai delapan juta orang. Dari angka itu, lebih dari 437 ribu meninggal. Harapan kepada ketersediaan vaksin corona pun membubung tinggi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut WHO, saat ini ada lebih dari 100 potensi Vaksin Covid-19 yang sedang dalam tahap pengembangan. Riset dan pengujian dikebut hingga sebagian kini sudah memasuki uji klinis atau dicoba pada manusia. Tapi, tetap, vaksin diperkirakan belum akan tersedia dalam waktu dekat.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sebabnya, bagaimanapun prosesnya dipacu, beberapa hal dalam pembuatan vaksin tidak bisa dipaksa dipercepat. Misalnya, menunggu berapa lama waktu yang dibutuhkan sistem imun tubuh merespons sebuah kandidat vaksin, atau berapa masa penantian untuk memastikan ada atau tidak ada efek samping.
Bahkan ketika satu tim peneliti telah menemukan sebuah vaksin yang teruji efektif melawan virus corona baru itu, mereka mungkin masih butuh 12 sampai 18 bulan lagi--paling cepat--sebelum bisa memasarkannya.
Namun, betapapun dirasa lamanya waktu menunggu kesediaan vaksin Covid-19 saat ini tak sebanding dengan waktu yang dibutuhkan untuk produksi vaksin normal yang bisa sampai belasan tahun. Ini karena kandidat vaksin Covid-19 'dibiarkan' langsung diuji kepada banyak pasien penyakit virus corona di sejumlah rumah sakit sebagai bagian dari uji klinis.
Berikut ini enam tahap pengembangan dan pengujian sebuah vaksin normalnya sebelum bisa digunakan luas. Tak sedikit yang gagal melaluinya.
1. Eksplorasi. Ini adalah tahapan awal penelitian di laboratorium untuk bisa menemukan sesuatu yang bisa digunakan untuk mengobati atau mencegah sebuah penyakit. Periode ini sering kali 2-4 tahun.
2. Pra Klinis. Peneliti menggunakan pengujian di laboratorium dan mengujinya pada hewan seperti tikus atau monyet untuk mempelajari apakah vaksin benar efektif. Periode ini biasanya makan waktu 1-2 tahun. Cukup banyak potensi vaksin yang sudah gagal di tahap ini. Tapi, jika berhasil dan otoritas pengawas setuju, tahap berlanjut ke uji klinis.
3. Uji Klinis. Tahap ini terdri dari tiga fase pengujian pada manusia. Fase I biasanya berlangsung 1-2 tahun dan melibatkan kelompok kecil sukarelawan, kurang dari 100 orang. Fase II butuh sedikitnya dua tahun dan melibatkan beberapa ratus sukarelawan. Fase III selama 3-4 tahun terhadap ribuan orang. Secara keseluruhan, uji klinis bisa terentang sampai 15 tahun atau bahkan lebih. Dan, selama ini hanya sepertiga dari kandidat vaksin yang sampai ke tahap ini berhasil menyelesaikan seluruh fase pengujian kepada manusia hingga mendapat izin final untuk digunakan sebagai vaksin.
4. Perizinan dan Regulasi. Ilmuwan di otoritas pengawas obat dan makanan, juga pencegahan dan pengendalian penyakit, akan mengkaji data-data dari uji klinis yang sudah dilalui dan membubuhkan perizinannya.
5. Produksi. Pabrik farmasi bekerja memproduksi vaksin itu. Otoritas akan menginspeksi pabrik dan label yang digunakan.
6. Kontrol Kualitas. Peneliti dan lembaga pemerintah memantau produksi dan mereka yang telah menerima vaksin. Harus dipastikan semua tetap aman.
VIDEO: ANTARA Foto
EDITOR Video: Aditya Sista
EDITOR Naskah: Zacharias Wuragil