Pengamat pendidikan dari Universitas Negeri Semarang (Unnes) Edi Subkhan menilai pemerintah perlu memperhatikan beberapa hal jika memberlakukan libur sekolah selama puasa Ramadan. Catatan pertama dari Edi adalah mengenai keragaman latar belakang siswa.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Pertanyaannya, jika libur satu bulan penuh, agenda yang paling mungkin dijalankan adalah semacam pesantren kilat bagi siswa-siswi muslim. Namun bagaimana dengan yang non-muslim?” kata Edi ketika dihubungi pada Selasa, 31 Desember 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Foto: Tempo/Martin Yogi, Antara Foto
Editor: Ryan Maulana