Ekonom Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia (AEPI) Khudori mengatakan, tafsir atas instruksi Presiden Prabowo Subianto menghapus kuota impor sebagai langkah membuka keran impor seluas-luasnya kurang tepat. Menurut dia, pernyataan Presiden harus dibaca sebagai perintah melindungi produsen dalam negeri tanpa harus menggunakan instrumen kuota.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
“Argumen bahwa harga pangan domestik mahal, yang kemudian menjadi dalih memuluskan impor, harus dibaca secara hati-hati. Karena di balik dalih itu kehidupan jutaan petani, peternak, pekebun, dan nelayan dipertaruhkan,” ujar Khudori dalam keterangan tertulis, Kamis, 10 April 2025.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Foto: Tempo/Imam Sukamto, Tempo/Tony Hartawan, Tempo/Martin Yogi
Editor: Dwi Oktaviane