Menjelang libur Natal 2024 dan Tahun Baru 2025 alias Nataru, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengingatkan masyarakat tentang potensi cuaca ekstrem yang dapat memengaruhi sejumlah wilayah di Indonesia. Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, menyebut fenomena seruak dingin dari dataran tinggi Siberia menjadi salah satu pemicu utama peningkatan curah hujan ekstrem selama periode tersebut. Cuaca ekstrem juga memungkinkan terjadinya bencana hidrometeorologi, seperti banjir, tanah longsor, dan angin kencang, terutama pada puncak musim hujan di Desember dan Januari. Peningkatan curah hujan ini juga dapat memengaruhi lalu lintas perjalanan liburan Nataru, di mana survei Kementerian Perhubungan memprediksi 110,67 juta orang akan melakukan perjalanan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Untuk menghadapi dampak cuaca ekstrem, BMKG melakukan sejumlah langkah antisipasi, salah satunya dengan melakukan operasi modifikasi cuaca (OMC). Langkah ini dilakukan untuk mengurangi curah hujan tinggi serta potensi bencana hidrometeorologi. Lalu bagaimana cara kerja teknologi modifikasi cuaca dilakukan?
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sumber: Tempo
Foto: Tempo/Imam Sukamto, Tempo /Muhammad Ilham Balindra, Antara Foto
Editor: Ryan Maulana