Manajemen PT Kereta CepatIndonesia-China (KCIC) menanggapi pernyataan Direktur Utama PT Wijaya Karya Tbk (Persero) Tbk atau WIKA, yang mengaku perusahaannya merugi karena proyek kereta cepat atau Whoosh.
Corporate Secretary PT KCIC, Eva Chairunisa, mengatakan seluruh proses pembangunannya sudah dihitung. “Proyek Kereta Cepat Whoosh sudah mempertimbangkan banyak hal yang telah dikordinasikan bersama seluruh stakeholder yang terlibat,” ujarnya lewat pernyataan resmi Selasa, 16 Juli 2024.
Ia mengatakan pembangunan kereta cepat ditujukan untuk kemajuan transportasi di Indonesia. Proyek Whoosh diharapkan dapat meningkatkan konektivitas dan perekonomian antara Jakarta dan Bandung, melalui transportasi massal ramah lingkungan yang modern.
Terkait klaim penyertaan modal triliunan dari WIKA, manajemen KCIC mengatakan semua sudah sesuai alurnya. Hal ini mencakup sisi keuangan, yang menurut Eva telah sesuai dengan tata kelola perusahaan yang baik. Saat ini, operasional Whoosh terus mengalami peningkatan.
Sebelumnya, Direktur Utama Wijaya Karya, Agung Budi Waskito, mengungkapkan kereta cepat menjadi salah satu faktor penyebab kerugian yang dialami perusahaannya. Sepanjang 2023, perseroan memang merugi karena beban bunga tinggi, namun kerugian WIKA lainnya disebabkan oleh PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia (PSBI).
PBSI merupakan anak usaha PT Kereta Api Indonesia (Persero) selaku pemilik mayoritas saham PT KCIC, yakni mencapai 60 persen. Namun Wijaya Karya menguasai 38 persen saham PSBI.
Agung mengatakan rugi perseroan akibat membayar penyertaan untuk proyek kereta cepat, sehingga perusahaan harus menerbitkan obligasi yang menambah beban keuangan. Agung mengatakan dari penyertaan yang sudah digelontorkan sebesar Rp 6,1 triliun.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini