Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
POLUSI udara Jakarta makin menjadi-jadi. Kebijakan bekerja dari rumah atau work from home, uji emisi kendaraan bermotor, hingga penyiraman jalan protokol tak membuat polutan berkurang. Kualitas udara menurut aplikasi IQAir per 22 Agustus 2023 sebesar 147 dan terus naik pada hari-hari berikutnya menjadi 151, 156, 161, hingga 167. Angka-angka ini menunjukkan udara Jakarta tak layak dihirup karena membahayakan kesehatan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, cara menurunkan tingkat polusi udara adalah masyarakat beralih dari menggunakan transportasi pribadi ke kendaraan umum. Untuk transportasi pribadi, masyarakat perlu mengubah moda itu dari berbahan bakar minyak menjadi kendaraan listrik. "Kami targetkan pada 2035 hampir semuanya kendaraan listrik," kata Budi kepada Abdul Manan, Francisca Christy Rosana, dan Egi Adyatama dari Tempo di rumah dinasnya pada Kamis, 24 Agustus lalu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Presiden Joko Widodo meresmikan pengoperasian kereta lintas raya terpadu (LRT) yang menghubungkan Jakarta, Bogor, Depok, dan Bekasi pada Senin, 28 Agustus lalu. Kereta ini melengkapi angkutan massal yang sudah ada, yaitu moda raya terpadu (MRT), bus Transjakarta, dan kereta cepat Jakarta-Bandung, yang ditargetkan beroperasi pada 1 Oktober mendatang.
Dalam wawancara sekitar satu setengah jam, Menteri Budi Karya menjelaskan apa saja strategi pemerintah mengatasi polusi udara Jakarta. Dari pembangunan MRT fase 2 dan 3 hingga pengembangan kereta cepat.
Dalam rapat kabinet pada Senin, 14 Agustus lalu, Presiden dan para menteri membahas solusi menangani polusi udara. Apa hasilnya?
Pak Heru Budi (penjabat Gubernur DKI Jakarta) dan Ibu Siti Nurbaya (Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan) berpresentasi. Presiden concern banget dengan isu lingkungan ini. Apalagi di Jakarta. Kami mencermati parameter yang mengatakan polusi Jakarta nomor satu. Itu pendapat beberapa orang. Namun, tanpa mengatakan itu benar atau tidak, Presiden tetap melihat polusi berbahaya bagi kesehatan.
Apa sumber utama polusi?
Bu Siti mengatakan sektor transportasi. Tapi ada data juga yang mengatakan bukan. Saya enggak mau mempertentangkan. Yang penting, kami bersama Gubernur mengatasinya. Populasi kendaraan itu krusial. Ada beberapa langkah yang akan kami lakukan. Satu, bekerja dari rumah (WFH). Kedua, memperketat uji emisi. Selain itu, membuat hujan buatan. Kita tahu, selain populasi kendaraan, penyebab pencemaran adalah pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) batu bara, juga kemarau panjang, sehingga perlu ada hujan buatan yang menetralkan itu semua.
Menurut Kementerian Perhubungan, apa penyebab polusi?
Saya punya Badan Kebijakan Transportasi (BKT). Sudah saya minta mensurvei. Akan kami ajak beberapa universitas melakukan riset. Riset-riset ini butuh waktu. Bukan kami menolak bahwa itu terjadi polusi, tapi ingin fakta yang terjadi benar dan kami juga berusaha.
Seberapa besar kebijakan WFH bisa mengurangi polusi?
WFH berbanding lurus dengan jumlah kendaraan yang lalu-lalang, jadi pasti polusi akan berkurang. Kalau WFH ekstrem pada waktu pandemi Covid-19, langit kita bersih, selain memberlakukan aturan ganjil-genap nomor kendaraan. Ada usul ganjil-genap untuk seluruh Jakarta. Tapi itu baru usul.
Kalau uji emisi kendaraan?
Secara kuantitatif, tak bisa saya katakan. Tapi logic thinking saja, uji emisi itu satu standar bagi suatu negara. Akan kami ketatkan. Bahkan kami lagi memikirkan uji emisi sebagai syarat memperpanjang STNK (surat tanda nomor kendaraan). Regulasinya baru akan kami buat.
Artinya, menurut pemerintah, penyumbang terbesar polusi udara adalah transportasi?
Di antaranya. Di Jakarta banyak perusahaan, mal, kantor pakai diesel (generator). Dampaknya polusi. Usul dari rapat kabinet adalah meminta Perusahaan Listrik Negara menurunkan tarif. Toh, sekarang kelebihan beban.
Apa hubungannya?
Kelebihan beban listrik itu akan terserap, walaupun harganya murah. Pak Heru akan mengidentifikasi mal, kantor, atau apartemen yang menggunakan diesel dan memberikan peringatan. Bersamaan dengan itu, kami minta PLN menurunkan tarif listrik.
Soal kendaraan listrik untuk mengatasi polusi apakah dibahas?
Enggak terlalu banyak. Tapi memang disarankan dan dipercepat proses pengadaannya atau penggunaannya. Di antaranya oleh kementerian. Sudah kami pakai lebih dari 50 kendaraan, dengan (skema) leasing.
Ihwal transportasi umum, apakah juga akan ada dialihkan ke kendaraan listrik?
Sama. Untuk kendaraan umum, seperti bus, akan ada insentif. Memang, kendaraan listrik lebih mahal. Mahalnya itu karena baterai. Kami mesti membuat baterai standar. Supaya baterai jangan jadi capex (belanja modal), tapi opex (biaya operasional), jadi sewa. Kalau ada sepeda motor seharga Rp 15 juta, sekitar Rp 5 juta harga baterai. Mungkin 30 persen. Nah, kami upayakan baterainya standar.
Berapa banyak kendaraan umum yang bertenaga listrik sekarang?
Aku enggak hafal. Kalau kendaraan umum, yang digunakan Blue Bird, Grab, Gojek itu lumayan banyak. Bus yang masih sedikit.
Seberapa besar tingkat pengurangan polusi dari kendaraan listrik?
Saya tidak bisa ngomong kuantitatif, jadi bicara kualitatif. Seyogianya orang naik kendaraan umum. Itu nomor satu. Presiden sudah merintis MRT, LRT, dan nanti kereta cepat. Juga KRL (kereta rel listrik). KRL itu satu hari berpenumpang 1-2 juta orang, MRT sekitar 100 ribu orang. Terus LRT saat beroperasi nanti bisa 200-300 ribu orang. Dari ketiga ini saja hampir 1-5 juta lebih penumpang. Lalu bus Transjakarta. Itu juga saya enggak tahu jumlahnya. Nah, yang harus kami lakukan adalah membuat bagaimana angkutan massal perkotaan itu bisa point-to-point. Kalau orang tinggalnya dekat Harjamukti, ia bisa naik LRT, terus naik MRT atau Transjakarta bisa sampai Grogol. Kalau makin banyak persilangan angkutan massal ini, pasti orang akan berpindah (ke transportasi umum). Ini belum berpindah karena belum maksimal. Kalau kendaraan listrik pasti mengurangi polusi.
Omong-omong LRT, kenapa pemerintah tidak memakai sistem otomatis?
Kenapa enggak boleh? Kita bangsa yang lagi belajar. Jadi apa pun yang mungkin dilakukan, ya, kami lakukan untuk penguasaan teknologi.
Karena sistem tak sesuai?
Enggak ada hubungannya. Di Palembang masih pakai. Kami harus menambah investasi untuk pakai sistem itu karena kami ingin mengejar teknologi. Tapi semua komponennya sudah lokal, lho. Sekarang struktur sudah lokal semuanya. Adhi Karya cuma beli metode kerja. Semua sudah dikerjain PT Inka. Sistemnya masih Siemens. Tapi Siemens sudah sama-sama PT Len. Jadi pelan-pelan bisa kita lakukan itu. Sekarang Adhi Karya dapat kerjaan di Filipina.
Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara Kartika Wirjoatmodjo mengatakan ada kesalahan desain pada bagian jembatan rel atau long span LRT dari Gatot Subroto ke Kuningan.
Kami maafkan saja.
Akhirnya di lengkungan Kuningan itu LRT enggak bisa berjalan lebih cepat?
Saya tanya balik: kalau naik sepeda motor di tikungan, cepat atau enggak lajunya? Ya, mesti agak pelan.
Apakah sudah ada peta jalan untuk kendaraan listrik?
Ada. Kami ada target kendaraan listrik 2035 itu masif. Hampir seluruhnya.
Seperti apa tahapnya?
Ada subsidi untuk sepeda motor sekitar Rp 7 juta, mobil Rp 20 juta. Dan teknologi baterai makin canggih. Makin canggih itu makin murah, daya jelajahnya lebih jauh, ukuran lebih kecil. Teknologi baterai sama dengan handphone: makin kecil, makin canggih.
Jadi pada 2035 semua kendaraan bertenaga listrik?
Secara matematis, kami berharap semua sepeda motor jadi kendaraan listrik. Kalau mobil, kami beri pajak yang besar, progresif. Yang ada cuma kendaraan listrik.
Tahun ini, apa kebijakan paling signifikan untuk kendaraan listrik?
Pertama, kami merelaksasi biaya yang harus dibayar oleh mereka yang memakai mobil listrik. Kedua, terus berkampanye. Ketiga, kami beri contoh. Sekarang saya pakai (mobil listrik) Ioniq tiap hari. Nah, kalau pejabat pemerintah saja melakukan itu, masyarakat juga akan melakukan. Charging system juga akan efisien kalau jumlah sepeda motornya banyak, mobilnya banyak. Sebaliknya, mobil-motor akan dipakai kalau (charging system) itu banyak.
Bagaimana nasib kendaraan berbahan bakar bensin?
Tidak perlu dipakai di perkotaan. Yang kami targetkan perkotaan dulu sehingga kendaraan bukan listrik tidak jadi limbah. Juga ada konversi. Vespa saya konversi ke listrik, walaupun mahal. Konversinya masih Rp 15 juta, padahal harga sepeda motornya tidak sebesar itu. Tapi, di titik tertentu, teknologi itu akan sampai pada harga yang ekonomis.
Kalau listriknya dari pembangkit batu bara, bukankah itu juga berdampak polusi?
Eropa ketika enggak ada batu bara saja setengah mati, kok. Mereka itu standar ganda saja.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi di kediamannya, Jakarta, 24 Agustus 2023/Tempo/Tony Hartawan
Kapan kereta cepat Jakarta-Bandung mulai beroperasi?
Tentatif, 1 Oktober. Tapi nanti kalau ada hal-hal tertentu, katakanlah belum selesai, lebih bagus kami konservatif karena kereta api itu enggak kayak mobil. Mobil enggak beroperasi bisa masuk garasi, kalau kereta api mesti jalan terus.
Kenapa mundur lagi?
Pokoknya kami mau konservatif. Semestinya 18 Agustus. Kami enggak mau juga bikin uji coba, tiba-tiba ada masalah. Kami enggak mau begitu.
Berapa harga tiketnya?
Nanti kami hitung. Belum diomongin.
Apakah mungkin bisa lebih murah atau sama dengan tiket kereta Argo Parahyangan?
Minimal sama dengan tiket kelas bisnis. Nanti Parahyangan enggak jalan kalau lebih murah.
Operasi Argo Parahyangan akan dihentikan?
Enggak disetop, dijadikan kereta pariwisata. Kan, empat jam perjalanannya, kayak kereta panoramik gitu.
Apa tidak akan mengurangi minat orang naik kereta cepat?
Kereta cepat dipakai untuk substitusi orang yang naik mobil. Sama dengan LRT. LRT tidak mengambil pangsa orang naik KRL, tapi orang yang naik mobil.
Ihwal negosiasi pembiayaan kereta cepat, bagaimana kesepakatan dengan Cina?
Aku kan enggak ikut. Aku regulator. Kami cuma memverifikasi pekerjaannya. Yang berkaitan dengan kami adalah antarmoda. Kereta cepat berhenti di Padalarang. Antarmodanya kami urusin. Keretanya sudah kami siapkan. Beda antara kereta api cepat dan kereta feeder-nya kira-kira tujuh menit.
Koneksi di Stasiun Halim Perdanakusuma, Jakarta?
Kan, ada LRT, yang letaknya di tikungan Jalan Panjaitan. Jadi, dengan peninggalan Pak Jokowi, orang dari Lebak Bulus bisa ke Dukuh Atas, dari Dukuh Atas ke Halim, dari Halim bisa ke Bandung. Nyambung.
Apakah pemerintah akan mensubsidi harga tiket?
Enggak ada subsidi. Subsidinya berupa penyertaan modal yang kami berikan ke PT Kereta Api Indonesia.
Tarif kereta cepat mahal sehingga yang memakainya mungkin sedikit....
Terbalik teorinya. Perubahan paling relevan itu sekarang MRT. Mikirin sampai jadinya itu 15 tahun. Pak Jokowi yang menetapkan. Saya dulu orang pemerintah daerah. Kalau ngomong MRT (dulu), enggak bisa. Setelah diputusin, jalan dan orang pakai itu. Teman-teman saya yang eselon I pakai MRT semua. Kereta cepat sekarang terasa mahal. Tapi nanti itu keniscayaan. Jangan ngomong sekarang mahal dan segala macam.
Harga tiket MRT kan masih harga subsidi?
Ya, masih subsidi. Menurut Pak Heru, MRT dulu kepanjangannya "masih rapat terus", sebelum akhirnya diputuskan dibangun, karena berapa kali ganti gubernur enggak selesai-selesai.
Mengapa perlu subsidi untuk kereta cepat?
Bangsa ini harus maju. Kami harus mencoba semuanya. Di Ibu Kota Nusantara (IKN) nanti, saya siapkan kereta juga. Kereta api pasti enggak ekonomis di sana karena populasinya enggak sampai 1 juta. Teknologi yang akan kami buat adalah AGT (automated guideway transit). Nah, itu (teknologinya) autonomous dan virtual, untuk menunjukkan masa depannya.
Apa keuntungan dari penguasaan teknologi kereta cepat?
Suatu waktu, kami yang bikin kereta cepat di negara lain. Pernah atau enggak Anda bayangkan bisa bangun LRT sendiri? Enggak, kan? Sekarang kita bisa lakukan itu. Justru yang harus ditanyakan itu mobil. Kok, enggak pernah bikin sendiri? Kan, mesti tanya itu. Sekarang kita kalah oleh Thailand. Thailand lebih banyak ekspor mobil ke kita.
Memproduksi untuk negara lain?
Ya. Kita bangun sendiri kayak sekarang, terus Filipina pakai kita. Kita dapat berapa kilometer, lah, pembangunan di sana. Tapi nanti bisa panjang. Menteri transportasi di ASEAN mau saya kumpulkan di sini. Pengin naik itu. Itu kan pertama di ASEAN.
Budi Karya Sumadi
Tempat dan tanggal lahir:
- Palembang, 18 Desember 1956
Pendidikan:
- S-1 Jurusan Arsitektur Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, 1981
Karier:
- Presiden Direktur PT Wisma Jaya Artek, 1996-2001
- Direktur Keuangan PT Pembangunan Jaya Ancol, 2001-2004
- Komisaris PT Philindo, 2001-2013
- Direktur Utama PT Pembangunan Jaya Ancol, 2004-2013
- Direktur Utama PT Jakarta Propertindo, 2004-2013
- Direktur Utama PT Angkasa Pura II, 2015-2016
- Menteri Perhubungan, 2016-sekarang
Ada yang menilai Presiden ingin punya legasi dengan membangun kereta cepat?
Semua orang begitu, dalam skala lain-lain. Misalnya, saya ingin punya warung pempek. Itu legasi untuk istri saya. Wajar-wajar saja. Tapi sebenarnya semua ini untuk bangsa Indonesia. MRT, misalnya, sampai kapan pun akan dikenang sebagai legasi yang memang tidak terbantahkan. Nanti kereta cepat juga akan seperti itu.
Untuk pembangunan MRT fase 2 dan 3, seperti apa kesepakatannya dengan Jepang?
Jepang oke. MRT (fase 1) dari Lebak Bulus ke Hotel Indonesia sudah. Kami sedang membangun dari Hotel Indonesia ke Kota, dari Kota ke Ancol (MRT fase 2). Terus east-west-nya, dari Ujung Menteng sampai ke Puri Kembangan (MRT fase 3).
Pendanaan MRT fase 3 dengan Jepang itu seperti apa?
Tinggal tanda tangan. Kami maunya Agustus tahun depan sudah groundbreaking (peletakan batu pertama).
Perkembangan pembangunan MRT fase 2 sudah berapa persen?
Berkisar 30-35 persen, karena di sana susah. Jalur kereta dibangun bersusun. Kalau (MRT fase 1) beriringan. Karena kami enggak mau bangunan-bangunan di sekitarnya runtuh kalau beriringan. Jadi lebih lama karena lebih dalam, sekitar 40 atau 45 meter.
Kapan beroperasi?
Kalau enggak salah 2026.
Saat semua MRT jadi, ibu kota sudah pindah ke IKN....
Ya, enggak apa-apa. Jakarta jadi kota dagang seperti New York, (di Amerika Serikat) Washington, DC, sebagai ibu kota.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Di edisi cetak, artikel ini terbit di bawah judul "Selain Kendaraan, Penyebab Pencemaran Udara Adalah PLTU Batu Bara"