Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sepuluh tahun lalu, satu bom molotov dilempar orang tak dikenal di halaman sebuah rumah di Jalan Jenggala I, Jakarta Selatan. Saat itu, awal 1998, masa genting bagi rezim Soeharto yang sedang menghitung hari kejatuhannya. Arifin Panigoro, pengusaha minyak, tinggal di sana. Dia akrab dengan aktivis mahasiswa. Rumahnya, yang dilempari molotov, adalah tempat singgah para aktivis, setelah lelah turun ke jalan.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo