Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Bekasi - Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bekasi telah mengangkut sampah banjir di wilayahnya ke tempat pembuangan akhir (TPA) Sumurbatu di Kecamatan Bantargebang lebih dari 2000 ton. Hingga laporan ini ditulis, proses pengangkutan masih belum rampung.
"Sampah di kali maupun di darat," kata Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Bekasi, Yayan Yuliana pada Rabu, 24 Februari 2021.
Baca: Tumpukan Bambu Sampah Banjir Menyumbat Aliran Sungai Cikeas di Bekasi
Badan Penanggulangan Bencana Daerah atau BPBD Kota Bekasi mencatat banjir pada akhir pekan lalu menyebar di 125 titik di 11 kecamatan. Penduduk terdampak mencapai ratusan ribu orang. Banjir disebabkan meluapnya saluran air karena hujan lokal, serta kiriman dari Bogor.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ada tiga wilayah penyumbang sampah terbanyak. Antara lain di Kecamatan Jatiasih, Bekasi Selatan dan Bekasi Utara. Di ketiga wilayah ini paling banyak titik banjir selama tiga hari pada Jumat hingga Ahad lalu. Di Jatiasih, paling parah di Pondok Gede Permai dan Bumi Nasio.
Sampah-sampah besar sudah diangkut. “Masih ada sisa kecil-kecil, ini sedang diangkut," kata dia.
Selain pengangkatan sampah, kata dia, proses pembersihan lumpur pascabanjir masih berlangsung di beberapa wilayah. Pembersihan ini melibatkan armada pemadam kebakaran. Mobil itu untuk menyemprot maupun menyedot lumpur di saluran.
"Hari ini kami juga membersihkan sampah bambu di Sungai Cikeas," kata Yayan.
Sampah bambu menyumbat aliran sungai alam itu di Jatisari, Jatiasih. Potongan bambu dan sampah plastik menumpuk setelah terbawa arus ketika debit sungai meningkat. Tumpukan diperparah karena ada longsor di sana.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini