Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Arsip

5 Kesenian Khas Betawi yang Semakin Redup, Ondel-Ondel Keluar Masuk Gang

HUT Jakarta ke-494 ini, mengingatkan kembali warga Jakarat terhadap keseniah khas Betawi yang makin redup. Sayang, ondel-ondel dijadikan alat mengamen

22 Juni 2021 | 17.37 WIB

Seorang pengamen ondel-ondel membantu temannya yang tengah bersiap untuk mengamen di kawasan Taman Puring, Jakarta, Rabu, 24 Maret 2021. Pemprov DKI Jakarta akan segera melarang pengamen ondel-ondel di jalanan Ibu Kota. TEMPO/Hilman Fathurrahman W
material-symbols:fullscreenPerbesar
Seorang pengamen ondel-ondel membantu temannya yang tengah bersiap untuk mengamen di kawasan Taman Puring, Jakarta, Rabu, 24 Maret 2021. Pemprov DKI Jakarta akan segera melarang pengamen ondel-ondel di jalanan Ibu Kota. TEMPO/Hilman Fathurrahman W

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Meski jadi tempat bagi masyarakat pendatang, DKI Jakarta tetaplah wilayah asli suku Betawi. Sebab itu ia sangat identik dengan berbagai kesenian dan tradisi Betawi, kira-kira apa sajakah? Berikut lima kesenian khas Betawi.

  1. Ondel-Ondel

Ondel-Ondel sangat akrab dikenal masyarakat luas sebagai kesenian khas Betawi. Boneka berukuran sekitar dua meter ini biasanya hadir di acara-acara resmi maupun non resmi, mulai pernikahan, ulang tahun Jakarta, kemerdekaan sampai orkes-orkes jalanan. Boneka Ondel-Ondel biasa tampil berpasangan, dan diarak berkeliling dengan iringan musik tradisional.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Dulunya boneka yang biasa mengenakan pakaian beragam corak dan warna ini difungsikan sebagai penolak bala atau malapetaka. Seiring modernnya zaman, ia hadir sebagai kesenian tradisional yang lumrah ditampilkan pada pesta rakyat, hingga penyambutan tamu kehormatan. Sayangnya, makin ke sini ondel-ondel digunakan untuk mengamen di jalanan bahkan masuk dan keluar gang.

  1. Wayang Golek Betawi

Mungkin banyak yang belum tahu bahwa Betawi juga punya kesenian wayang, sebab wayang lebih akrab dikenal dari Jawa Barat, Jawa Timur maupun Jawa Tengah.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Wayang khas Betawi ini dikenal sebagai Wayang Golek Betawi, di mana pertunjukannya paduan dari berbagai kesenian Betawi, mulai Lenong hingga Gambang Kromong. Dalam sejarahnya, Wayang Golek Betawi diketahui diciptakan oleh Tizar Purbaya. Hingga kini, wayang milik Betawi ini memiliki tampilan unik, karena beberapa wayang mampu berubah menjadi hantu maupun mengeluarkan asap.

  1. Palang Pintu

Palang Pintu merupakan tradisi khas Betawi dalam menyambut tamu, sebab itu pelaksanaan kesenian ini umum ditampilkan saat acara pernikahan, penerimaan tamu kehormatan dan lain-lain. Prosesi Palang Pintu biasa diawali dengan pantun beriring musik marawis atau tanjidor.

Selain itu, Palang Pintu menghadirkan atraksi pertandingan silat yang biasanya sengaja menggunakan atribut senjata tajam antara pihak tamu dan penerima tamu. Selama pertandingan silat, pantun beriring musik marawis, gambang kromong, atau tanjidor umumnya tetap digaungkan.

4. Tanjidor

Tanjidor merupakan musik kesenian khas Betawi yang dulunya dipersembahkan untuk orang-orang Belanda. Kini iringan musik Tanjidor banyak digunakan sebagai iringan prosesi pernikahan, acara pesta maupun lainnya. Umumnya pertunjukan Tanjidor  akan diisi sekitar 7 sampai 10 personil, yang sering menggunakan alat musik klariet, terompet, piston, trombone, dan lain-lain.

5. Lenong Betawi

Lenong merupakan pertunjukan peran khas Betawi yang dipercaya berkembang sejak abad ke-19. Di masa awal perkembangannya, alur cerita Lenong banyak bertema kerajaan, seiring kemajuan zaman cerita lenong Betawi banyak mengangkat tema keseharian dan balutan komedi.

Kesenian Lenong Betawi, pemainnya akrab disebut Panjak (sebutan untuk laki-laki) dan Ronggeng (untuk perempuan). Di mana untuk menambah kemeriahan pertunjukan, Lenong biasa diiringi kendang, kromong, gong, kecrek, dan lain-lain.

DELFI ANA HARAHAP

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus