Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

politik

Cara Tiga Cawagub Lestarikan Budaya Betawi jika Terpilih dalam Pilkada Jakarta

Ketiga cawagub dalam Pilkada Jakarta sepakat melestarikan kebudayaan Betawi melalui pendidikan.

7 Oktober 2024 | 09.33 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Ketiga calon wakil gubernur (cawagub) di pemilihan kepala daerah atau Pilkada Jakarta 2024, yaitu Suswono, Kun Wardana, dan Rano Karno, sepakat melestarikan kebudayaan Betawi melalui kurikulum di sekolah dan pendidikan dini serta pembangunan fasilitas gratis yang bisa digunakan masyarakat dalam mengembangkan kesenian lokal.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pernyataan tersebut mereka sampaikan dalam debat Pilkada DKI Jakarta 2024 di Jakarta International Expo (JIExpo) Kemayoran, Jakarta Pusat, Ahad, 6 Oktober 2024.

Suswono: Akan Dimasukkan ke Kurikulum Pendidikan

Cawagub Jakarta nomor urut 1 Suswono mengatakan pasangan calon (paslon) Ridwan Kamil-Suswono (RIDO) akan berkomitmen dengan gerakan membangun kebudayaan (Gerbang) Betawi.

“Tentu harus diawali dengan pendidikan, tentu akan dimasukkan ke dalam kurikulum pendidikan sejak dini karena ini bagian dalam melestarikan kebudayaan,” kata Suswono seperti dikutip dari Antara.

Politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini juga menuturkan eksistensi lembaga adat, termasuk situs dan cagar budaya, perlu dihidupkan kembali agar ada regenerasi yang akan meneruskan melestarikan kebudayaan Betawi. 

RIDO juga akan menampilkan simbol-simbol budaya Betawi di tempat-tempat yang memungkinkan agar budaya Betawi tetap lestari.

Kun Wardana: Membangun Sejak Dini Pendidikan Berbasis Budaya

Cawagub Jakarta nomor urut 2 Kun Wardana mengatakan warga Jakarta bisa mengunggah konten di media sosial demi melestarikan budaya Betawi. Menurut Kun, hal terpenting adalah dengan menumbuhkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya budaya Betawi. 

“Membangun sejak dini pendidikan berbasis budaya, dimulai dari SD (sekolah dasar),” kata Kun.

Dia menuturkan masyarakat perlu diberikan sarana dan prasarana pendukung agar mereka bisa melestarikan budaya Betawi, salah satunya dengan membangun pusat komunitas masyarakat. Di pusat komunitas tersebut, kata Kun, nantinya akan didukung dengan fasilitas Internet gratis.

Dengan fasilitas pendukung tersebut, Kun mengatakan warga Jakarta bisa mengunggah konten seni budaya Betawi sebanyak-banyaknya. “Merambah dunia global dengan kekuatan dari budaya Betawi itu sendiri,” kata dia.

Selanjutnya, Rano Karno berharap sinetron Si Doel Anak Sekolahan bisa jadi contoh...

Adapun cawagub Jakarta nomor urut 3 Rano Karno atau akrab disapa Bang Doel mendeskripsikan arti dari budi daya yang terdiri dari kata budi dan daya. Budi berarti otak, sedangkan daya adalah tenaga. Menurut dia, yang harus dilestarikan adalah pola pikir masyarakat Jakarta agar dia melihat kebudayaan sebagai sumber daya manusia yang panjang.

Sinetron yang dia bintangi dan dia produseri, Si Doel Anak Sekolahan, menjadi upaya mempertahankan budaya Indonesia terutama Betawi.

“Saya memberikan judul Si Doel Anak Sekolahan karena yang namanya sekolah bukan hanya di sekolahan namun di tempat ini kita belajar dan kuliah,” kata Rano

Rano berharap sinetron yang pernah diperankannya bisa menjadi contoh agar masyarakat mampu lebih mencintai budaya sendiri.

Kemudian, upaya untuk mempertahankan kebudayaan juga dapat dilakukan melalui fasilitas agar masyarakat bisa berkumpul dan berinteraksi, seperti balai rakyat dan Taman Ismail Marzuki.

ANASTASYA LAVENIA Y | ANTARA

Pilihan editor: Kata Hasto PDIP Soal Rencana Pertemuan Megawati dan Prabowo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus