Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Makanan kemasan dan makanan instan umumnya mengandung zat aditif atau tambahan untuk memperpanjang umur simpan dan meningkatkan rasa.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sekitar 85 persen makanan kemasan mengandung zat aditif, yakni bahan kimia yang digunakan untuk membuat makanan terasa lebih enak, terlihat lebih menarik, dan bertahan lebih lama. Bahan kimia ini tersembunyi di balik nama dan nomor samar yang dikaitkan dengan kanker, diabetes, penyakit jantung, obesitas, dan bahkan ADHD jika jumlahnya berlebihan. Beberapa di antaranya cukup berbahaya sehingga dilarang di beberapa negara.
Berikut adalah beberapa bahan tambahan makanan umum yang harus diwaspadai, yang dilansir dari Times of India, Sabtu, 2 Oktober 2021. Hindari mengonsumsi makanan yang mengandung zat ini.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
1. Lemak terhidrogenasi atau lemak trans
Zat tambahan makanan ini tidak hanya meningkatkan kolesterol jahat (LDL) dan menyebabkan peradangan tetapi juga meningkatkan risiko serangan jantung, kanker, Penyakit Alzheimer, diabetes, dan obesitas. Meskipun Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat melarang penggunaan lemak trans sintetis dalam makanan, produsen makanan diizinkan untuk menyatakan suatu produk memiliki nol lemak trans jika mengandung kurang dari 0,5 g / porsi.
2. Pewarna buatan
Pewarna makanan buatan tertentu memiliki hubungan kuat dengan hiperaktif, ADD, dan ADHD, menurut dokter anak dan peneliti. Beberapa di antaranya berasal dari tar batubara, kata American Chemical Society, yang lain mengandung karsinogen seperti benzidine. Nama-nama seperti Sunset Yellow, Brilliant Blue, Citrus Red, Amaranth dan Indigo Carmine mungkin terdengar tidak berbahaya tetapi telah dikaitkan dengan beberapa efek samping yang serius dan bahkan gangguan organ dan dilarang oleh banyak negara untuk digunakan pada makanan bayi, anak-anak, dan bahkan hewan peliharaan.
3. Antioksidan
Antioksidan memang dapat melindungi sel dari radikal bebas. Zat ini juga digunakan dalam makanan untuk mencegah minyak dan lemak menjadi tengik. Jenis antioksidan seperti Butylated Hydroxyanisole (E320) perlu diantisipasi sebagai karsinogen manusia, menurut Departemen Kesehatan dan Kemanusiaan AS. Adapun Propyl Gallate telah dikaitkan dengan tumor dalam penelitian pada hewan. Lainnya seperti TBHQ (E319) bisa berakibat fatal dalam dosis besar (5g atau lebih) dan dilarang di negara-negara tertentu.
4. Kalium bromat
Jika ada makanan mengandung penguat roti atau adonan, periksa kembali apakah ada kandungan kalium bromat. Badan Internasional untuk Penelitian Kanker (International Agency for Research on Cancer) mengklasifikasikan kalium bromat sebagai kemungkinan karsinogen. Uni Eropa, Inggris, dan Kanada telah melarang zat aditif ini.
5. Pemanis buatan
Pemanis buatan mungkin bebas kalori tetapi dapat menyebabkan obesitas, sindrom metabolik, dan diabetes tipe 2. Center for Science in the Public Interest (CSPI) menemukan hubungan antara 2 pemanis yang paling umum digunakan, Acesulfame-K dan Aspartame dengan kanker. Beberapa penelitian pada hewan menunjukkan zat aditif ini penghancuran bakteri ramah usus, terutama di Sucralose. Lainnya menunjukkan bahwa jika memakannya berlebihan, ada peningkatan lemak perut dan metabolisme yang berubah.
Setiap zat aditif yang tidak sehat ini memiliki alternatif yang lebih aman. Kuncinya adalah membaca label kemasan dan membaca bahan-bahannya terlebih dahulu.
Baca juga: Daftar Zat Berbahaya dalam Makanan Sehari-hari