Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Sebanyak 50 kepala keluarga (KK) eks warga Kampung Bayam dari kelompok tani bertekad tetap bertahan di Kampung Susun Bayam (KSB), Jakarta Utara. Mereka memilih tetap bertahan meski telah didatangi Polres Jakarta Utara pada Selasa kemarin, 12 Desember 2023.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Warga eks Kampung Kebon Bayam, Icha (28 tahun) mengungkapkan bahwa ada 50 kepala keluarga (KK) yang sudah menempati bangunan di kompleks Jakarta International Stadium (JIS) itu selama dua pekan. Saat ditemui Tempo, Icha sedang mengambil air dari keran di luar bangunan rusun itu.
"Udah dua minggu, sejak akhir bulan kemarin (November)," kata Icha, pada Rabu sore, 13 Desember 2023.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurutnya, hingga saat ini belum ada iktikad dari PT Jakarta Propertindo (Jakpro), selaku pemilik gedung, untuk menyelesaikan masalah sewa Kampung Susun Bayam (KSB). Akhirnya warga memutuskan untuk membobol masuk dan menghuni seluruh unit di lantai dua bangunan rusun itu tanpa izin.
"Udah bosen, enggak direspons-respons. Katanya nanti diganti ini, ganti sampai direkturnya dua kali ganti nggak ada," ujarnya.
Dia berkata pihak Jakpro sering mematikan keran air yang menjadi satu-satunya sumber air bagi warga eks Kampung Bayam. Keran air tersebut berada di dekat tower listrik yang letaknya tidak jauh dari Kampung Susun Bayam. Warga terpaksa mengambil air dari keran itu karena tidak ada air maupun listrik di rusun.
Foto udara Kampung Susun Bayam menjelang perersmian oleh Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan di Jakarta, Rabu, 12 Oktober 2022. TEMPO / Hilman Fathurrahman W
Selasa lalu, security JIS bersama polisi datang ke unit hunian berupaya untuk mengusir warga eks Kampung Bayam.
Ica mengatakan, pada saat didatangi polisi, warga penghuni KSB kompak melawan. Kedatangan polisi ini merupakan yang pertama kali.
Polisi mengancam akan menangkap ketua dari 50 KK eks Kampung Bayam kelompok tani. Namun warga tidak gentar. "Kemarin aja didatangin itu tu polisi, kita mau diusir. Ketua kita mau ditangkap. Nih security pada laporin ke atasannya," kata dia.
Berdasarkan pengamatan di lokasi, akses masuk KSB yang disediakan oleh Jakpro berada di dekat perlintasan kereta api. Pagar berwarna silver tertutup rapat dan dikunci menggunakan rantai bergembok. Pada dinding di sisi kanan tertulis "Kampung Susun Bayam".
Karena pagar itu dikunci, warga Kampung Bayam menggunakan akses keluar-masuk melalui jalan proyek pembangunan jembatan penyeberangan yang menghubungkan stadion JIS dengan Stasiun KRL. Jalanan proyek tersebut berada di balik tembok akses pintu masuk yang dibangun oleh Jakpro. Jalan proyek dekat dengan rel kereta api ini tidak memiliki pagar pembatas.
Saat ini proyek pembangunan sedang berlangsung, sehingga sangat berbahaya untuk lalu-lalang di area tersebut.
Berdasarkan keterangan petugas keamanan di sana, sebelum membobol masuk unit Kampung Susun Bayam dengan membuat kunci sendiri, warga Kampung Bayam sudah tinggal di lorong atau lantai dasar bangunan. Belakangan, baru diketahui warga sudah mengisi seluruh unit di lantai dua.
Petugas tidak bisa berbuat banyak karena penolakan dari eks warga Kampung Bayam untuk keluar. Mereka masuk unit Kampung Susun Bayam tanpa merusak fasilitas.