Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Pepaya yang tumbuh di daerah tropis merupakan salah satu buah yang paling disukai. Buah berwarna jingga ini kaya akan nutrisi dan memiliki sifat antibakteri. Hampir semua bagian tanamannya bisa dimanfaatkan, termasuk daun pepaya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Daun pepaya mengandung vitamin A, C, E, K dan B, juga enzim seperti papain dan chymopapain, yang membantu pencernaan, mencegah kembung dan gangguan pencernaan lainnya. Senyawa alkaloid di dalamnya bekerja efektif melawan ketombe dan kebotakan.
Biasanya daun ini dimakan dengan cara dilalap atau dijadikan sayuran, tapi banyak juga yang membuatnya menjadi jus. Jus daun pepaya diyakini dapat meningkatkan jumlah trombosit.
Berikut tujuh manfaat kesehatan jus daun pepaya seperti dilansir Times of India, Rabu, 20 Januari 2021.
1. Mengatasi gejala demam berdarah
Jus daun pepaya paling sering digunakan untuk mengobati gejala yang berhubungan dengan demam berdarah. Gejala umum demam berdarah meliputi demam, kelelahan, sakit kepala, mual, ruam kulit, dan muntah. Dalam beberapa kasus yang parah, kondisi ini juga dapat menyebabkan penurunan kadar trombosit, yang dapat meningkatkan risiko pendarahan dan berpotensi fatal jika tidak ditangani.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Tiga penelitian yang melibatkan ratusan orang yang menderita demam berdarah menemukan bahwa ekstrak daun pepaya membantu meningkatkan kadar trombosit darah secara drastis.
2. Menyeimbangkan kadar gula darah
Jus daun pepaya sering digunakan sebagai obat alami untuk mengobati diabetes dan meningkatkan kadar gula darah. Studi yang dilakukan pada tikus menemukan bahwa ekstrak daun pepaya kaya akan antioksidan dan efek penurun gula darah. Ini membantu dengan melindungi sel penghasil insulin di pankreas dari kerusakan dan kematian dini. Tapi penelitian yang sama belum dilakukan pada manusia.
3. Mendukung kesehatan pencernaan
Teh daun pepaya digunakan untuk meringankan gejala pencernaan seperti gas, kembung dan mulas. Daun pepaya mengandung serat yang menunjang kesehatan pencernaan karena dapat memecah protein besar menjadi lebih kecil dan lebih mudah untuk mencerna protein dan asam amino. Daun ini juga membantu mengobati masalah seperti sembelit, mulas dan mengurangi gejala sindrom iritasi usus besar.
Belum ada penelitian ilmiah tentang khasiat ini, temuan ini terbatas masih berupa laporan anekdot. Tapi tidak ada salahnya mencoba.
4. Efek anti inflamasi
Daun pepaya digunakan untuk mengobati berbagai kondisi peradangan internal dan eksternal, termasuk nyeri otot dan nyeri sendi. Sebuah penelitian menemukan bahwa ekstrak daun pepaya secara signifikan mengurangi peradangan dan pembengkakan pada kaki tikus yang mengalami artritis.
5. Dapat mendukung pertumbuhan rambut
Aplikasi jus daun pepaya pada kulit kepala dapat meningkatkan pertumbuhan rambut dan kesehatan rambut. Studi menunjukkan bahwa tingkat stres oksidatif yang tinggi dalam tubuh dapat menyebabkan kerontokan rambut. Dengan demikian, mengonsumsi makanan kaya antioksidan dapat membantu mengurangi stres oksidatif dan meningkatkan pertumbuhan rambut. Tetapi penelitian yang membuktikan hal yang sama sangat terbatas.
Selain itu, jus pepaya memiliki khasiat antijamur, yang dapat mengendalikan jamur penyebab ketombe yang disebut Malassezia.
Baca juga: 5 Efek Samping Pepaya Jika Dimakan Berlebihan, dari Alergi hingga Gangguan Hamil
6. Meningkatkan kesehatan kulit
Baik diminum atau dioleskan pada, daun pepaya diyakini dapat membuat kulit lembut dan bersih. Daun ini memiliki enzim pelarut protein yang disebut papain, berfungsi sebagai exfoliant untuk menghilangkan debu dan sel kulit mati, mengurangi pori-pori yang tersumbat, dan mencegah jerawat.
7. Memiliki sifat anti kanker
Daun pepaya telah digunakan dalam pengobatan tradisional untuk mencegah dan mengobati jenis kanker tertentu. Tetapi masih diperlukan lebih banyak penelitian untuk mengkonfirmasi hal yang sama. Jusnya disebut dapat menghambat pertumbuhan sel kanker prostat dan payudara dalam studi tabung reaksi. Tetapi tidak ada penelitian pada manusia atau hewan yang mereplikasi temuan ini.