Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono atau AHY menghadiri acara Transformasi Jakarta 2017-2022: Gagasan, Narasi dan Karya di Graha Bhakti Budaya TIM, Jakarta Pusat hari ini. Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menjadi pembicara tunggal dalam acara tersebut.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Terima kasih kepada Mas Agus Harimurti Yudhoyono. Mas AHY, terima kasih sudah datang," kata Anies Baswedan usai menyelesaikan paparannya, Sabtu, 8 Oktober 2022.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dalam acara itu, Anies memaparkan program kerjanya yang telah terealisasikan. Misalnya pembangunan hunian terjangkau, ruang terbuka hijau, hingga penataan kampung kumuh.
Anies juga berbicara soal kemacetan dan transformasi transportasi. Tarif integrasi Jaklingko yang baru diluncurkan kemarin juga disinggung.
AHY hadir mengenakan kemeja putih dan jas hitam. Dia mendengarkan paparan Anies sampai selesai.
Selagi Anies menyambut tamu yang hadir, istrinya Fery Farhati tampak mendekati AHY. Keduanya terlihat sedang berbicara.
Selain AHY, hadir juga Wakil Ketua Umum Partai NasDem Ahmad Hi Ali dan Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria. "Tamu-tamu kehormatan bersama kita," ujar Anies.
Duet Anies-AHY Dinilai Realistis, Pakar: Wajah Oposisi Saat Ini
Direktur Eksekutif Parameter Indonesia Politik, Adi Prayitno, menilai Anies Baswedan dan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mewakili wajah oposisi dari partai politik non-pemerintahan. Karena saat ini nama-nama lain yang muncul adalah orang-orang dekat dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
“Ketika menyebut nama Anies dan AHY adalah mereka-mereka di luar kekuasaan pemerintah yang memang hanya dua orang ini paling mungkin dipasangkan,” ujarnya saat dihubungi, Ahad, 18 September 2022.
Adi melihat saat ini partai politik dalam pemerintahan yang memasukkan Anies sebagai bakal Capres 2024 hanya Partai Nasional Demokrat (NasDem). Kemudian ada juga Partai Amanat Nasional (PAN) yang mengumumkan nama Anies di antara sembilan kandidat calon presiden.
Menurut dia, nama Gubernur DKI Jakarta dan Ketua Umum Partai Demokrat itu realistis dan rasional. Alasannya adalah dua figur tersebut paling mungkin untuk disandingkan. “Variabel oposisinya itu yang membuat Anies dan AHY gerak politiknya tidak terlampau melebar,” tuturnya.
Dia melihat pemetaan politik saat ini saling mengunci dan ingin saling menguntungkan. Pertimbangan Anies menjadi Capres dan AHY sebagai cawapres pun tingggal menunggu keputusan dari partai yang saat ini belum menentukan koalisi.
Pengamat politik itu menilai Partai NasDem ingin mencalonkan Anies dan membutuhkan Partai Demokrat untuk memenuhi presidential threshold 20 persen. Sedangkan untuk Partai Keadilan Sejahtera (PKS) terlihat akan mengikuti arah Anies jika ingin bertarung di Pilpres 2024.
“Jawabannya ada di Demokrat di situ. Suka tidak suka, NasDem itu butuh Demokrat kalau mau serius usung Anies di 2024. Tentu selain PKS, kalo PKS sudah bisa dikunci di mana ada Anies maju, di situlah Anies merapat,” katanya.
Baca juga: Resmikan Tarif Integrasi Jaklingko dan Mikrotrans, Anies Baswedan: Jakarta Akan Jadi Kota Global
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.