Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Anak Tuban dalam Halimun G30S

17 November 2008 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

IA datang bagai hantu: tiba-tiba, tak tentu asal. Sjam Kamaruzaman: tak banyak orang mengenal nama itu. Dua tahun setelah aksi berdarah Gerakan 30 September, ia baru muncul di depan publik. Ketika itu, Juli 1967, ia menjadi saksi dalam pengadilan Sudisman, Sekretaris Jenderal Partai Komunis Indonesia.

Sebelumnya ia hanya bayang dalam halimun: keberadaannya setengah dipercaya, setengah tidak. Biro Chusus, badan rahasia PKI yang dipimpinnya, semula diduga hanya khayalan tentara untuk memudahkan Soeharto memusnahkan partai komunis itu.

Tapi Sjam malah membenarkan semua tudingan. Ia mengaku memimpin Biro Chusus dan merencanakan aksi rahasia G30S. Ia menyatakan berniat menculik bekas wakil presiden Mohammad Hatta dan Wakil Perdana Menteri III Chairul Saleh, selain tujuh jenderal, pada subuh berdarah itu.

Sebagai orang yang bertugas mempengaruhi anggota tentara agar mendukung PKI, ia punya akses ke lembaga-lembaga militer. Di dalam penjara, sementara tahanan politik lain bergidik setiap kali sesi pemeriksaan datang, Sjam menghadapinya dengan senyuman.

Hubungannya dengan aparat militer memang bagai ”teman lama”. Seorang putranya mengenang bagaimana di penjara, Sjam menempati sel yang besar serta diizinkan memiliki uang satu tas penuh untuk memenuhi segala kebutuhan.

Ia seperti intel dalam film Hollywood. Anak-anaknya hanya mengenal sang bapak sebagai pengusaha, pemilik perusahaan genting, bengkel, dan batu kapur. Istrinya, aktivis buruh di Pelabuhan Tanjung Priok dan pengurus Barisan Tani Indonesia, organisasi sayap PKI, dimintanya berhenti agar menyempurnakan penyamaran.

Siapakah Sjam, lelaki dengan lima nama alias itu? Siapakah anak Tuban, Jawa Timur, yang ateis tapi dikenal pandai membaca Al-Quran itu? Adakah ia agen ganda atau sekadar penganut setia Ketua PKI D.N. Aidit?

Tragedi G30S adalah misteri yang tabirnya tak pernah sempurna terungkap. Sjam Kamaruzaman adalah mozaik penting dalam prahara yang dipercaya telah membunuh setidaknya dua juta orang itu.


TIM LIPUTAN KHUSUS

Penanggung Jawab: Arif Zulkifli
Koordinator Proyek: Wahyu Dhyatmika, Budi Riza
Penyunting: Arif Zulkifli, Amarzan Loebis, Budi Setyarso, Idrus F. Shahab
Penulis: Wahyu Dhyatmika, Ahmad Taufik, Budi Riza, Budi Setyarso, Yandhrie Arvian, Agus Supriyanto, Sunudyantoro, Yuliawati, Arif Zulkifli
Penyumbang Bahan: Ahmad Taufik, Agung Sedayu, Akbar Tri Kurniawan, Rina Widiastuti, Cornila Desyana (Jakarta), Sudjatmiko (Tuban), Ayu Cipta (Tangerang), Mahbub Djunaidi (Jember), Anwar Siswadi (Cimahi)
Foto: Bismo Agung, Aditya Herlambang Putra, Nickmatulhuda
Desain: Gilang Rahadian, Fitra Moerat Sitompul, Danendro Adi, Ki Agus Auliansyah
Bahasa: Sapto Nugroho, Uu Suhardi, Dewi Kartika Teguh W.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus