Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Anies Baswedan Sebut 942 Project Upaya Strategis Pengendalian Banjir Jakarta

Menurut Anies Baswedan, proyek 942 terbukti dapat mengatasi 12 titik genangan banjir berulang.

9 Oktober 2022 | 06.22 WIB

Image of Tempo
material-symbols:fullscreenPerbesar
Pejalan kaki menerobos genangan air saat banjir di kawasan Tendean akibat curah hujan yang turun terus menerus, Jakarta, Kamis, 6 Oktober 2022. Sejumlah daerah di Jakarta Selatan tergenang air setelah hujan deras turun seharian. TEMPO/ Febri Angga Palguna

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan upaya penanganan banjir yang sedang dikerjakan pemerintah adalah 942 project. Program itu adalah pembangunan 9 polder, 4 retensi air (waduk) dan 2 sungai.

Polder adalah sistem penanganan banjir rob yang terdiri dari kombinasi tanggul, kolam retensi dan pompa.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Dengan rehabilitasi sembilan polder dapat menurunkan dampak banjir di dataran yang lebih rendah di Jakarta Utara, seperti Teluk Gong, Kelapa Gading, Muara Angke, dan lainnya,” kata Anies dalam keterangan tertulis, Sabtu, 8 Oktober 2022.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Empat waduk yang tengah dibangun berada di Pondok Ranggon, Lebak Bulus, Brigif, dan Embung Wirajasa. Waduk, yang berfungsi sebagai penampung air ini, akan mereduksi banjir pada sistem aliran Kali Sunter, Kali Krukut, Kali Grogol, dan wilayah Cipinang-Melayu. 

“Kelebihannya, baru dialirkan ke laut. Selain itu, dilakukan peningkatan kapasitas dua sungai, yaitu Kali Besar dan Kali Ciliwung. Semua langkah ini untuk mengendalikan banjir kawasan. Terbukti,12 titik genangan banjir berulang pun telah teratasi,” ujarnya.

Jakarta Kembangkan Flood Control System 

Selain pembangunan infrastruktur penanganan banjir Jakarta, Pemprov DKI terus berinovasi dengan teknologi.

Flood Control System, hasil kolaborasi Jakarta Smart City dan Dinas Sumber Daya Air adalah salah satu ikhtiar agar penanganan banjir ke depan semakin mengikuti prinsip evidence based policy,” kata Anies.

Kelebihan dari Flood Control System, yaitu pemetaan masalah banjir yang lebih akurat, serta pengelolaan risiko banjir yang lebih terukur.

Untuk mendapatkan data secara real-time dalam jumlah yang lebih banyak dan reliable, Pemprov DKI memasang sensor di 178 titik rumah pompa dan pintu air, serta CCTV.

Alat-alat ini mengukur empat jenis data, yaitu ketinggian air, curah hujan, debit air, dan temperatur. Data yang sudah terkumpul, selanjutnya dianalisis dan divisualisasikan dalam bentuk dashboard. Kemudian, menafsirkan data dengan memanfaatkan machine learning.

“Nah, dua langkah tadi, sensing dan understanding ini sangat penting yang awalnya dilakukan secara manual, kini real-time. Awalnya terbatas, kini datanya melimpah, sehingga monitoring penanganan banjir lebih efektif,” ujar dia.

Ia mengatkan bahwa petugas-petugas di lapangan dapat melakukan penanganan banjir secara lebih cepat. “Kami berpandangan ini adalah progres dan akan terus kami tingkatkan,” ucapnya.

Selain itu, Pemprov DKI memiliki 475 unit pompa stasioner dan 429 unit pompa mobile. “Kapasitas pompa meningkat 54 persen dalam sepuluh tahun terakhir, yaitu total kapasitas pompa saat ini sebesar 129 meter kubik,” kata Anies Baswedan.

Mutia Yuantisya

Mutia Yuantisya

Alumnus Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Negeri Padang ini memulai karier jurnalistik di Tempo pada 2022. Ia mengawalinya dengan menulis isu ekonomi bisnis, politik nasional, perkotaan, dan saat ini menulis isu hukum dan kriminal.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus