Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Arkeolog dari Balai Pelestarian Cagar Budaya Jawa Tengah menemukan tumpukan arang gabah dalam penggalian di Situs Liyangan di Desa Purbosari, Ngadirejo, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah.
Ketua Kelompok Kerja Pemugaran BPCB Jawa Tengah, Eri Budiarto di Temanggung, Selasa, 3 September 2019, mengatakan, lokasi temuan arang gabah tersebut diduga merupakan lumbung padi.
Tim BPCB bersama 30 mahasiswa Arkeologi Universitas Gadjah Mada dan Universitas Indonesia melakukan ekskavasi yang berlangsung mulai 21 Agustus 2019 hingga 4 September 2019.
Eri menuturkan salah satu temuan menarik pada ekskavasi kali ini, yakni ada tumpukan arang gabah dengan tebal sekitar 10 sentimeter.
"Arang gabah tersebut lumayan banyak, untuk sementara kita tutupi plastik biar aman. Nanti kita kaji bareng, mungkin nanti dijadikan semacam museum lapangan," katanya.
Ia menuturkan di lokasi temuan arang gabah tersebut juga ditemukan arang ijuk, yang kemungkinan lumbung itu atapnya terbuat dari ijuk.
Ia menyampaikan temuan menarik lainnya berupa jalan batu yang terputus, setelah dibuka ternyata sampai ujung itu belok ke kanan dan belum bisa dibuka kelanjutannya karena di atasnya masih berupa tebing yang belum dikeruk.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kompleks SItus Liyangan di Desa Purbosari, Ngadirejo, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, diduga dari abad ke-9. (ANTARA).
Selain itu, juga ditemukan saluran kecil di atasnya ditutup batu yang merupakan saluran pembuangan dari petirtaan dan arahnya sama dengan jalan batu.
Menurut dia dalam penggalian ini juga bisa ditemukan titik-titik pembatas antara pagar empat dan lima dan titik-titik reruntuhan dari petirtaan, sehingga pada saat nanti melakukan pelestarian dalam rangka pengupasan itu sudah bisa ditemukan peringatan dalam pengupasan agar tidak merusak temuan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Situs Liyangan diperkirakan kompleks pemukiman yang dilengkapi dengan sejumah bangunan suci. Bisa dikatakan, ini merupakan situs pemukiman pertama dari masa pengaruh Hndu dan Buda abad ke-9 yang ditemukan di Indonesia.