Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Baby walker dianggap sebagai alat yang membantu menstimulasi motorik kasar bayi sehingga ia cepat mampu berjalan. Namun hal itu ditampik oleh Ikatan Dokter Anak Indonesia dan American Academy of Pediatric. Faktanya, bayi yang tidak menggunakan baby walker pun sama-sama bisa berjalan pada waktunya, bahkan bukan tidak mungkin lebih cepat dibanding bayi yang menggunakan alat bantu jalan bayi tersebut.
IDAI mengungkap bahwa baby walker justru dapat mengurangi keinginan anak untuk segera mampu berjalan sendiri. Pasalnya, bayi merasa lebih mudah berjalan dengan bantuan baby walker tersebut dibanding harus jatuh-bangun latihan berjalan secara mandiri.
Baby walker dianggap dapat mempercepat proses belajar berjalan pada bayi karena digadang-gadang dapat menguatkan otot kaki bayi. Anggapan ini tidak benar karena saat berjalan harus ada koordinasi antara mata, tangan, dan kaki. Ketika menggunakan baby walker, bayi hanya mendorong badannya sehingga tidak membantu ia berjalan.
Bagi Anda yang tetap bersikeras untuk menggunakan baby walker sebagai alat bantu jalan bayi, mulailah perhatikan cara jalan bayi Anda saat berada di baby walker. Bayi yang berada di baby walker biasanya berjalan dengan berjinjit atau berdiri dengan ujung jari kaki.
Hal ini mengakibatkan otot kaki menjadi tegang serta membuat bayi lebih terbiasa berjalan secara berjinjit. Apalagi, saat berjalan dengan baby walker, bayi tidak bisa melihat kakinya serta kurang mampu belajar menyeimbangkan tubuh, padahal kemampuan tersebut paling dibutuhkan saat ia mampu berjalan dengan sendirinya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini