Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Musibah banjir yang melumpuhkan beberapa titik di Jakarta dan sekitarnya juga dirasakan para pesohor dan selebriti, termasuk pedangdut Evi Masamba. Dalam unggahan video di laman Instagramnya, Rabu, 1 Januari 2020, Evi tampak syok dengan banjir yang menggenangi rumahnya.
"Ya Allah. Musibah di 1 Januari 2020. Jam 4 subuh rumahku terendam banjir. Tadi cuma semata kaki, sekarang sudah selutut. Ya sudah ya allah. Astaghfirullah," tulis Evi Masamba.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Kendati sedih bukan kepalang, Evi Masamba meyakini ada hikmah di balik semua ujian ini. Hanya saja, publik mengkhawatirkan kondisi bayi Evi Masamba yang berumur empat bulan yang tampak masih berada dalam ayunan bayi di rumahnya, sementara lantainya sudah tergenang air. Ayunan bayi di rumah Evi Masamba masih bergerak sementara lantainya tergenang air. Instagram
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Dokter spesialis anak Lucia Nauli Simbolon turut prihatin pada bayi dan anak-anak yang terdampak banjir dan yang masih berada di lokasi pengungsian. Ia mengimbau para orang tua untuk lebih menjaga kesehatan anak-anak mereka dalam situasi banjir dan juga musim hujan ekstrem, sebab menurutnya bayi dan anak rentan terhadap penyakit.
"Bayi dan anak-anak dalam kondisi banjir dan musim hujan rentan terserang berbagai penyakit, utamanya yang terkait dengan pencernaan karena lingkungan dan sanitasi yang tercemar," ucap Lucia saat dihubungi Tempo.co, Selasa, 2 Januari 2020.
Dalam kondisi banjir, lanju Lucia, tingkat kebersihan lingkungan turun sekali. Mau makan susah cuci tangan dengan air bersih, botol susu tercemar dan terendam air banjir. "Butuh upaya ekstra untuk mengupayakan air bersih dan bila ada bisa di-steril pakai cairan disinfektan," ujar Lucia yang praktik di RSI Harapan Kita ini.
Berikut penyakit yang mesti diwaspadai pada bayi dan anak-anak saat banjir, musim hujan dan di lokasi pengungsian:
1. Demam tifoid
Selama kondisi banjir, stok makanan juga berkurang dan tidak terjamin kebersihannya yang dapat memicu penyakit demam tifoid akibat makanan yang tidak bersih.
Gejala umum saat anak terserang demam tifoid ialah demam tinggi bisa mencapai 40 derajat celcius, sakit perut yang biasanya disertai diare, lemah dan tubuh pegal-pegal.
2. Diare
Menurut Lucia, anak dan bayi rentan terkena gangguan pencernaan atau diare yang disebabkan oleh bakteri. Ketika banjir semua sampah, got, septic tank, serta berbagai kotoran lainnya sudah bercampur baur menjadi satu dan memengaruhi higienitas air juga sanitasi.
3. Kolera
Kolera merupakan salah satu penyakit yang rentan menyerang bayi dan anak saat banjir, disebabkan oleh infeksi bakteri kolera. Gejalanya menyerupai diare tapi disertai dengan muntah dan akibatnya bisa menimbulkan dehidrasi atau kekurangan cairan.
4. Demam berdarah
Saat air mulai surut dan menjadi genangan, bukan berarti permasalahan selesai. Sebab menurut Lucia genangan air sisa banjir memicu sarang nyamuk khususnya di air bersih yang kita tampung, salah satunya Aedes aegypti yang menyebabkan demam berdarah.
Gejala demam berdarah mulai panas tinggi tak kunjung reda. Demam mungkin turun setelah meminum obat pereda panas, tetapi suhu badan naik kembali setelah efek obat hilang dan berlangsung beberapa hari.
5. Leptospirosis
Penyakit ini disebabkan oleh kuman pada air kencing dan kotoran tikus yang masuk ke tubuh kita melalui luka. Gejala hampir mirip dengan dengan demam berdarah yakni demam, pegal, dan nyeri otot namun lebih dominan ke nyeri otot dan pegal-pegal.
"Harus dipastikan dengan mengecek kondisi bayi, jika bayi menangis terus menerus atau anak mengeluh pegal, dikhawatirkan kena virus Leptospirosis," ucap Lucia.
6. Penyakit kulit
Banyaknya kotoran pada air dapat menyebabkan penyakit kulit, mulai dari yang ringan seperti gatal-gatal hingga yang berat seperti infeksi. "Penyakit kulit juga jangan dilupakan karena sulitnya ketersediaan air bersih untuk mandi," kata dia.