Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Arsip

Beda Ruam Panas dengan Alergi Matahari seperti Park Shin Hye

Park Shin Hye mengaku khawatir jika mengunjungi daerah terik karena ia mengidap alergi matahari. Apa saja gejalanya?

13 Oktober 2019 | 07.15 WIB

Aktris Korea Selatan Park Shin-hye berpose saat menghadiri peragaan busana musim semi dan panas siap pakai yang merupakan koleksi dari rumah mode Chanel di sebuah bandar udara yang telah diubah menjadi catwalk dalam pagelaran Paris Fashion Week 2016 di Paris, Perancis, 6 Oktober 2015. REUTERS
Perbesar
Aktris Korea Selatan Park Shin-hye berpose saat menghadiri peragaan busana musim semi dan panas siap pakai yang merupakan koleksi dari rumah mode Chanel di sebuah bandar udara yang telah diubah menjadi catwalk dalam pagelaran Paris Fashion Week 2016 di Paris, Perancis, 6 Oktober 2015. REUTERS

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Park Shin Hye mengaku memiliki alergi sinar matahari. Jadi, aktris yang sedang berada di Indonesia untuk mempromosikan produk kosmetik Korea ini selalu khawatir jika mengunjungi tempat-tempat dengan curahan sinar matahari tinggi. Apalagi, bulan lalu ia berkunjung ke Bali yang dikenal sangat terik.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Alergi sinar matahari seperti Park Shin Hye bukan hal baru. Dalam dunia medis, alergi ini disebut dengan solar urticarial. Menurut laman Helath Line, kondisi ini merupakan alergi langka yang menyebabkan kulit terasa gatal-gatal jika terkena sinar matahari. Gatal, bintik kemerahan atau bekas biasanya muncul dalam beberapa menit setelah paparan sinar.

Selain gatal dan bintik-bintik merah, gejala lainnya adalah tekanan darah rendah, sakit kepala, mual, dan sulit bernapas. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Penyebab alergi matahari belum diketahui pasti. Namun para ahli mengatakan alergi ini muncul karena sinar matahari mengaktifkan pelepasan histamin atau bahan kimia serupa di dalam sel kulit. Reaksi itu terjadi ketika sistem kekebalan tubuh menghasilkan antibodi untuk menangkal antigen atau iritan tertentu yang bereaksi terhadap sinar matahari.

Alergi matahari berbeda dengan ruam panas. Ruam biasanya terjadi ketika pori-pori Anda tersumbat dan keringat menumpuk di bawah pakaian, penyebabnya bisa juga katena paparan sinar matahari. Misalnya, dalam cuaca panas dan lembab, ruam panas dapat terjadi pada bagian tubuh Anda yang berkeringat, terutama di lipatan kulit seperti di bawah payudara, selangkangan, ketiak, atau paha bagian dalam. Kadang-kadang penyebabnya bukan hanya paparan sinar matahari. 

Ketika ruam panas kebanyakan terjadi di area tersembunyi, alergi matahari justru hanya terjadi di area yang terkena matahari. Karena itu, orang yang mengidap alergi ini sebaiknya membatasi paparan sinar matahari, hindari antara pukul 10 pagi dan 4 sore. Jika keluar rumah, kenakan pakaian panjang, laku gunakan tabir surya dengan SPF dan PA tinggi dan ulangi secara teratur.  Jangan lupa kenakan kacamata hitam dan topi dengan pinggiran lebar saat di luar ruangan, jika perlu gunakan payung. 

Gejala alergi yang muncul biasanya bisa hilang dengan sendirinya jika penderita menjauhi sinar matahari. Namun, jika tak kunjung hilang, dokter mungkin meresepkan antihistamin oral untuk menenangkan gatal-gatal atau krim yang dijual bebas, seperti lidah buaya atau losion kalamin.

 

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus