Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta -Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi menampik bernafsu untuk menjajal peruntungannya di pilkada serentak di Provinsi Jakarta pada 2024, menanggapi gencarnya wacana Kota Bekasi kembali ke Jakarta akhir-akhir ini.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Jadi wali kota saja sudah bersyukur, bisa melaksanakan amanah, enggak usah muluk-muluk," kata Rahmat Effendi di Gedung DPRD Kota Bekasi, Senin, 26 Agustus 2019.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Rahmat Effendi merupakan Wali Kota Bekasi dua periode. Di periodenya pertama 2013-2018, Rahmat berpasangan dengan Ahmad Syaikhu, kemudian di periode keduanya ketua Partai Golkar Kota Bekasi ini berpasangan dengan Tri Adhianto sebagai wakilnya.
Karena itu, secara otomatis Rahmat tak bisa bertarung lagi di Pilkada Kota Bekasi pad 2024 mendatang.
Rahmat mengatakan, salah satu alasanya adanya wacana bergabung dengan DKI Jakarta karena faktor fiskal yang diberikan oleh pemerintah provinsi Jawa Barat. Selama ini, kata dia, Kota Bekasi menjadi penyumbang pendapatan terbesar senilai Rp 2 triliun.
"Seharusnya kita dapat emas, tapi dapatnya perak atau perunggu," ujar dia.
Rahmat menyakini Provinsi DKI Jakarta bakal senang hati menerima Kota Bekasi bergabung. Sebab, secara fiskal Kota Bekasi sudah kaya, sehingga tak akan membenani keuangan daerah provinsi. "Kalau Jawa Barat akan merasa kehilangan anak emas," ujar Rahmat.
Wacana Kota Bekasi kembali ke Jakarta alias bergabung dengan DKI Jakarta muncul setelah Rahmat Effendi menanggapi gagasan Wali Kota Bogor Bima Arya ihwal Provinsi Bogor Raya. Rahmat berpendapat Kota Bekasi lebih cocok bergabung dengan Jakarta karena kesamaan kultur dan budaya sama-sama Betawi.