Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Perempuan haid biasanya memiliki banyak larangan, seperti dilarang minum es, dilarang potong rambut dan kuku, serta dilarang keramas atau mencuci rambut. Larangan terakhir terbilang banyak ditemukan di berbagai budaya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Studi SMERU Research Institute terhadap manajemen kebersihan menstruasi (MKM) anak SD dan SMP di DKI Jakarta, NTT, dan NTB pada 2019 menemukan, keramas adalah salah satu larangan saat haid yang ditemukan di semua wilayah penelitian. Alasannya pun beragam. Salah satu alasan yang sering dikemukakan adalah bisa menyebabkan kanker rahim. Padahal, itu tidak benar.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dilansir dari buku ‘Manajemen Kesehatan Menstruasi’ yang terbit pada 2017, tidak benar perempuan haid tidak boleh keramas saat haid. Keramas adalah aktivitas menjaga kebersihan diri yang dilakukan secara berkala. Hingga kini tidak ada penelitian tentang efek negatif keramas saat haid.
Hal ini juga dikatakan Majelis Ulama Indonesia (MUI) dalam buku ‘Haid dan Kesehatan Menurut Ajaran Islam’ yang terbit pada 2016. Menurut MUI, menjaga kebersihan adalah hal terpenting saat haid, termasuk aktivitas keramas.
Mencuci rambut bisa menjaga kebersihan kulit kepala. Kebersihan kulit kepala juga harus lebih dijaga saat haid karena perubahan hormon.
Senada dengan hal itu, dilansir dari laman RS Melania, produksi kelenjar keringat saat haid lebih meningkat dibandingkan pada hari biasa. Itulah mengapa saat haid justru dianjurkan lebih sering membersihkan diri, termasuk keramas.
Keramas ketika haid juga tidak akan menyebabkan gangguan apa pun, termasuk kanker rahim. Ini malah membuat rasa nyaman dan rileks karena rambut bersih dan wangi, serta bisa mengurangi kram.
AMELIA RAHIMA SARI