Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Bioskop inferno

Bioskop samar indah di samarinda terbakar ketika film sedang diputar. tak ada korban jiwa. sebuah delegasi masyarakat menghadap wali kota. hasilnya pengontrak gedung rakyat itu mau mengganti. (kt)

22 Mei 1976 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

CHARLION Heston baru saja menyelesaikan perangnya yang pertama dalam Film El Cid di bioskop "Samar Indah Samarinda 20 April lalu. Tiba-tiba layar putih yang ditatap nyaris 300 penonton itu berubah menjadi merah. Sementara penonton masih mengira perubahan warna itu sebagai bagian dari tatawarna film kolosal itu. Tapi ternyata bukan. Seseorang segera berteriak: api, api--ada kebakaran. Karuan saja penonton yang baru seperempat jam duduk di ruang ber-AC itu menjadi panik. Apalagi pintu daruratnya semua terkunci dari luar tanpa ada yang membukanya. Saking paniknya, penonton berubah menjadi pemain karate mendobrak itu pintu hingga jebol. Alhamdulillah, tak ada yang menjadi korban. Ketika penonton sampai di luar ternyata api sudah membubung tinggi. Dua jam kemudian, bioskop yang juga baru saja memutar film Towering Inferno itu hangus dilalap api. Untunglah, kebakaran bisa dilokalisir hingga tidak merembet ke rumah penduduk yang sudah dikosongkan. Kepolisian juga segera mengusut biangnya. Karena api bermula dari kamar mesin pembangkit listrik,maka tiga orang petugas di bagian itu segera diamankan. Keterangan yang diperoleh polisi--seperti dikatakan Maypol Moelyanto Kabag Reserse Komres 1402--menunjukkan bahwa saat kebakaran terjadi, kepala bagian mesin berada di rumah.Wakilnya sedang pulang makan dan satunya lagi baru saja keluar untuk minum Moelyanto pun berkesimpulan kebakaran itu semata-mata akibat kelalaian, tidak ada motif politik. Meskipun kerugian tidak terlalu besar (sekitar Rp 200 juta) namun kebakaran itu menjadi berita besar di ibukota Kaltim. Mengapa? "Gedung itu benar-benar milik rakyat, karena dibangun dengan uang rakyat dan sangat bersejarah", ujar M.Zamzam seorang bekas panitia pembangunan. Menurut Zamzam, gedung itu dibangun pada zaman revolusi fisik (1946) dengan nama "Gedung Nasional". Fungsinya untuk pertemuan para pejuang di samping tempat pertunjukan teater rakyat mamanda. "Baru sekitar tahun 1960 pengelolaannya diserahkan kepada Pemda Kotamadya Samarinda yang walikotanya waktu itu Sudjono AY (kini eks walikota Yogya)" ujar Zamzam. Entah kurang dipergunakan atau bagaimana, walikota yang baru HM Kadrie Uning mengkomersilkan gedung itu untuk pemutaran film. Singkatnya Kadrie mengontrakkan gedung Nasional itu kepada Ronald Lolang pengusaha bioskop yang juga direktur Kalimantan Raya Film Group yang membawahi tidak kurang 7 bioskop di Kaltim dan Kalsel. Protes resmi memang tidak ada terhadap kebijaksanaan wailikota itu. Namun yang tidak resmi bukan tidak sedikit. Maka itu ketika gedung bersejarah itu terbakar, sebuah delegasi yang dipimpin H. Syahrumsyah Idris, Ketua PDI Kaltim memberanikan diri menghadap wailikota. Walikota tampaknya sudah menduga adanya reaksi dari masyarakat. Karena itu ia segera memanggil Ronald untuk membicarakan pembangunan kembali gedung di pusat kota itu. Kata putus segera diambil: Ronald sanggup membangun kembali dalam waktu dekat. Bahkan akan dibikin bertingkat dua. Yang bawah untuk bioskop di atasnya buat pertemuan dengan tulisan besar: Gedung Nasional.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus