Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Masih Belum Sedap

Kota serang jabar masih kekurangan listrik buat penerangan, untuk melayani 86.500 warga kota. tegangan yang tersedia hanya 6.000 volt. begitu pula sumber air bersih, terbatas untuk kantor & rs. (kt)

22 Mei 1976 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

KOTA kuno Serang di daerah bekas keresidenan Banten, tampaknya masih belum sedap dipandang mata. Jangankan terfikir mau berneon atau bermercury buat menghias kota, untuk memenuhi kebutuhan lampu bagi 86.500 warga kota penerangan listrik tak mencukupi. Masih untung kini tak lagi riyep-riyep, karena tegangannya sudah sejak Agustus 1975 dinaikkan dari 5400 volt jadi 6 ribu olt. Sehingga hanya beberapa gelintir dari seluruh konsumen yang 3900, dapat menikmati aliran rlstrik 120 V. Itupun tentunya cuma yang berdekatan dengan gardunya. Tentu saja PLN bukan tak mau mengguyurkan cahayanya ke jalan-jalan kota yang mestinya potensil karena letaknya di persimpangan jalan dan sekaligus pintu gerbang Jawa - Sumatera itu. Tapi koceknya memang kempes. Kalau ibu kota Kabupaten tempat mendekamnya industri baja Cilegon dan obyek wisata peninggalan Kesultanan Banten dan pantai-pantai laut itu, punya minat memasang neon atau mercury buat jalan-jalannya, kabarnya gampang saja. Pemdanya sendiri menyediakan biaya. Perkara mengganti lampu pijar yang riyep-riyep di jalan dan jembatan iu, soal sepele bagi PLN. Air & Bulan Juli Selain perkara penerangan, soal air minum menambah masih suramnya Serang sebagai sebuah ibukota kabupaten. Meski PAM ada sejak lama, tapi kemampuannya cuma buat mengocorkan air bersih bagi keperluan instansi keresidenan, kabupaten, rumah sakit dan penjara. Sumbernya pun cuma sumur artesis. Kabarnya sudah disediakan Rp 700 juta dalam APBN 76/77 buat mengolah mata air Sukacai--15 Km selatan Serang. Kalau rencana Pemda itu bisa dilaksanakan, tahun ini penduduk Serang takkan lagi berteriak - terutama di musim kemarau - kekurangan air minum. Atau harus pergi ke kali Banten yang untuk mandi saja sudah keruh. Kalau hal itu pun teratasi, perkara kurangnya jaringan jalan dalam kota adalah rongrongan lain yang menunggu Pemda turun tangan. Kendaraan-kendaraan umum yang memang cuma lewat saja di Serang, sering macet. Tambah pula semua jenis kendaraan umum, termasuk becak, sado dan gerobak boleh bebas memasuki seluruh jalur jalan dalam kota. Apalagi pedagang-pedagang kaki lima tumplek bercokol di sepanjang pasar Serang di pusat kota itu. Tapi semua itu baru akan lebih rapi difikirkan pemecahannya setelah bulan Juli nanti. Sebab menurut drs. Halimi, Ketua Harian Badan Perancang Pembangunan Kabupaten Serang, perencanaan penyempurnaan kota Serang, baru akan selesai dikerjakan bulan tersebut. Belum pelaksanaannya. Ya, tunggu saja.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus