Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Bogor - Perburuan buaya yang mendiami Sungai Cileungsi, Kabupaten Bogor, kembali dilanjutkan oleh tim dari Balai Konservasi Sumber Daya Alam bersama Tim Tagana dibantu dengan masyarakat sekitar dan Komunitas Peduli Sungai Cileungsi-Cikeas (KP2C).
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
“Kali ini kami dibantu oleh tim dari Kota Bekasi untuk melanjutkan pencarian buaya,” kata Ketua KP2C, Puarman kepada Tempo, Sabtu 6 Oktober 2018.
Sebelumnya, perburuan buaya di sungai yang berhilir di Kota Bekasi tersebut sempat memakan waktu hingga seharian pada Kamis 5 Oktober 2018.
“Ini karena keterbatasan alat, juga banyaknya masyarakat yang penasaran ingin menonton, jadi agak menyulitkan kami,” kata Puarman.
Perburuan kemarin baru selesai sekitar pukul 23.00, namun tak membuahkan hasil, meski tim telah menggunakan alat setrum untuk melumpuhkan sementara buaya.
“Karena buayanya lebih dari satu dan minimnya penerangan, juga menjadi kendala kami,” kata Puarman.
Berdasarkan identifikasi tim di lapangan, buaya yang mendiami Sungai Cileungsi sekitar tiga ekor. Diantaranya dua ekor merupakan jenis buaya muara dan satu ekor lainnya jenis senyulong.
“Kalau buaya muara memang endemik, tapi kalau senyulong merupakan endemik Sumatera dan Kalimantan,” kata Penyidik Pegawai Negeri Sipil Wilayah I BKSDA Jawa Barat, Sudrajat.
Ketiga ekor buaya tersebut memiliki panjanga yang berbeda-beda, mulai dari 1 meter hingga 2 meter lebih.
Menurut Sudrajat, diduga ketiga ekor buaya tersebut merupakan hewan peliharaan yang sengaja di lepas di Sungai Cileungsi.
“Kami melihat dari daya jangakunya yang sedikit, biasanya buaya liar itu agresif, selain itu juga ditemukan endemik lain. Saya kira ada yang sengaja buang,” kata Sudrajat.
Meski begitu, Sudrajat tidak menampik jika Sungai Cileungsi merupakan salah satu habitat asli buaya muara.
“Ya memang buaya muara hidup di sungai yang langsung menjorok ke laut, selain di sini Sungai Cisadane dan Ciliwung juga habitat buaya muara,” kata Sudrajat.
Pantauan Tempo pada Jumat malam, 5 Oktober 2018, tim gabungan yang hendak berburu buaya menggunakan perahu karet dan alat setrum guna melumpuhkan dan menangkap buaya. Namun usaha tersebut belum berhasil, dan kini proses pencarian kembali dilanjutkan