Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

ekonomi

Cerita 80 Ekor Buaya Titipan BKSDA, Lepas dan Masuk Kampung di Cianjur

Lima ekor buaya lepas dari sebuah penangkaran di Kelurahan Sayang, Kabupaten Cianjur karena dinding jebol setelah hujan deras disertai angin kencang

4 Oktober 2024 | 06.04 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Petugas dan warga Kelurahan Sayang, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, berhasil menangkap 5 ekor buaya yang lepas dari sebuah penangkaran karena dinding jebol setelah hujan deras disertai angin kencang, Rabu malam, 2 Oktober 2024.

Buaya berukuran 3-5 meter itu, ditangkap beramai-ramai oleh warga dan petugas penangkaran di sekitar sungai dan persawahan.

"Buaya yang ada di dalam penangkaran sekitar 80 ekor milik BKSDA sesuai yang tertera dalam surat penitipan, namun kami belum tahu berapa jumlah yang kabur, baru lima ekor yang sudah berhasil ditangkap," kata Kepala Kelurahan Sayang Wiji Eko di Cianjur, Kamis.

Buaya itu milik Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) yang dititipkan di lahan milik seorang pengusaha di Kampung Gunung Calung, Kelurahan Sayang.

Tadinya, buaya-buaya itu ditangkarkan oleh seorang pengusaha. Karena masalah perizinan, reptil raksasa itu kemudian disita
Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) wilayah I Bogor. Namun karena tidak memiliki lahan, akhirnya buaya-buaya tersebut dititipkan di lokasi penangkaran.
 
Kepala Bidang KSDA Wilayah I Bogor Diah Qurani Kristina saat dihubungi, Kamis, mengatakan buaya tersebut diambil alih BKSDA tahun 2018 dari lokasi yang sama karena berbagai permasalahan termasuk perizinan.

"Statusnya penangkaran BKSDA karena kami tidak memiliki tempat sehingga tetap dititipkan di lokasi di Kelurahan Sayang. Jumlah yang dititipkan pada tahun 2018 sekitar 80 ekor," katanya.

Bahkan penitipan di lokasi tersebut diperkuat dengan surat berita acara penitipan satwa jenis buaya muara, namun jumlah buaya saat ini berpotensi berkurang karena kemungkinan besar mati dan dimakan buaya lain.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Menurut Lurah Wiji Eko, sejak tahun 2016 buaya itu sudah ada di penangkaran yang terletak di kawasan pengolahan galian C milik pengusaha Cianjur.

Hingga saat ini, petugas gabungan termasuk karyawan penangkaran dan warga ikut serta menyisir sejumlah lokasi sepanjang aliran sungai dan area persawahan milik warga.

"Kami sudah meminta warga melalui ketua RT dan RW setempat agar segera melapor jika mendapati keberadaan buaya yang lepas dari penangkaran, untuk memastikan berapa yang lepas kami masih menunggu petugas dari BKSDA," katanya.

Sementara informasi dari warga sekitar menyebutkan awalnya tidak mengetahui adanya buaya yang lepas dari penangkaran, namun menjelang siang warga melihat beberapa orang karyawan penangkaran bersama petugas dari kelurahan mengamankan satu ekor buaya dari area persawahan.

Sehingga warga ikut membantu pencarian hewan melata tersebut dan kembali menemukan dua ekor buaya berukuran sekitar 5 meter di area galian pasir tidak jauh dari penangkaran. Sampai Kamis sore, sudah 5 ekor buaya ditangkap.

"Kami tidak tahu pasti berapa yang lepas dari penangkaran, baru tiga ekor yang sudah berhasil ditangkap, takut juga karena ukuran buaya yang ditangkar di lokasi tersebut besar-besar, bisa saja lebih dari tiga yang lepas," kata Didin, 43 tahun, warga Kelurahan Sayang.

Akan Dipindahkan BKSDA

Seiring kaburnya buaya akibat tembok penangkaran di Cianjur jebol, BKSDA berencana memindahkan lima buaya yang kabur ke tempat penitipan di Taman Safari Indonesia, sedangkan puluhan buaya lainnya masih menunggu lokasi yang memadai.

"Kami terpaksa menitipkan di lokasi penyitaan di Cianjur saat itu karena tidak memiliki tempat yang cukup untuk menampung 80 buaya yang berukuran besar itu, namun dalam waktu dekat akan segera dipindahkan secara bertahap," katanya.

"Buaya yang ada di dalam penangkaran sekitar 80 ekor milik BKSDA sesuai yang tertera dalam surat penitipan, namun kami belum tahu berapa jumlah yang kabur, baru 5 ekor yang sudah berhasil ditangkap," kata Lurah Sayang, Wiji Eko.

Pilihan Editor Blusukan dan Masuk Gorong-gorong, Gaya Khas Presiden Jokowi yang Sebentar Lagi Lengser

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus