Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Arsip

Cerita Marshanda Berdamai dengan Gangguan Bipolar, Butuh Empat Tahun Menerima

Marshanda menyatakan bahwa ia membutuhkan waktu hingga empat tahun untuk bisa mengakui bahwa dirinya memiliki bipolar.

28 November 2021 | 15.45 WIB

Aktris dan penyanyi, Marshanda. Foto: Instagram Marshanda
Perbesar
Aktris dan penyanyi, Marshanda. Foto: Instagram Marshanda

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Marshanda memiliki pengalaman buruk di masa lalu. Beberapa tahun silam, perempuan yang akrab disapa Caca itu mengaku kalau dirinya bahkan mengalami perseteruan dengan ibunya sendiri. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Pada 2009, Marshanda didiagnosis mengidap bipolar, sebuah gangguan mental yang berhubungan dengan perubahan suasana hati, mulai dari posisi terendah atau yang biasa disebut sebagai depresif, hingga tertekan ke posisi tertinggi atau yang biasa disebut mania. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Marshanda menyatakan bahwa ia membutuhkan waktu hingga empat tahun untuk bisa mengakui bahwa dirinya memiliki bipolar. Ia sempat berada di masa penolakan. Hingga pada akhirnya, Marshanda bisa menerima kenyataan itu dan rajin kontrol ke psikiater, sehingga gangguan bipolar yang dialaminya bisa berangsur stabil. 

“Bipolar ini, menurut para dokter dan psikiater di dunia, adalah sebuah disorder yang tak bisa disembuhkan. Sekarang pun aku masih ada gangguan itu, tapi karena sudah belajar menerima dan berdamai dengan keadaan, aku bisa tenang ketika tendensi buat kambuh,” ungkap Marshanda dalam siaran pers puncak perayaan Festival Pulih pada 27 November 2021. 

Satu-satunya cara paling efektif agar gangguan tersebut tidak berbahaya, kata Marshanda, adalah dengan mengatur emosi. Marshanda menegaskan bahwa mengatur emosi yang ia maksud tidak dilakukan dengan melawan emosi negatif. 

“Jangan dilawan, diterima dan diidentifikasi saja: emosi apa yang sedang kita rasakan? Mengapa? Namun, akal sehat harus tetap kita dahulukan dan berjanji pada diri sendiri untuk terus berbenah diri menjadi lebih baik,” terangnya. 

Perempuan kelahiran 1989 ini juga merasa bahwa tantangan dan kesulitan yang dirinya hadapi selama ini tidak hadir tanpa alasan. “Banyak yang kirim DM, 'Tadinya gue hampir bunuh diri, tapi saat lihat YouTube lo, gue urungkan niat itu.' Aku percaya ini misi besar, jadi aku merasa berkewajiban untuk share pengalamanku ke lebih banyak orang," ujar Marshanda tegas. 

Menjawab pertanyaan seorang peserta tentang gangguan bipolar yang juga ia idap, Marshanda menegaskan beberapa hal yang perlu dilakukan. 

“Lakukan riset sebanyak mungkin, ketahui lebih banyak hal tentang bipolar, pahami karakter bipolarmu juga secara personal karena bipolar yang aku miliki, misalnya, tidak selalu sama dengan bipolar yang pun kamu derita. Kenali hal-hal apa saja yang menjadi trigger." 

Bagi Marshanda, ada beberapa hal yang menjadi trigger, seperti saat kurang tidur dia akan lebih mudah merasa gelisah, panik. Nehitu juga ketika ada suara yang berisik. 

"Kalau aku yang dulu, aku akan menolak perasaan tidak sukaku dan berpikir, 'Ini, nih, gejala orang bipolar.' Kalau sudah tau dan lebih sadar, aku akan embrace perasaan itu dan menyatakan bahwa perasaan itu valid.” 

Manusiakan perasaan kita sendiri karena hal tersebut berarti bentuk lain dari self-love. Rutinlah bermeditasi, perkaya pengetahuan, berbagilah ke orang-orang yang memang membuat kita nyaman, ketahui apa yang menjadi titik kuat dan lemah kita agar kita pun bisa menjadi semakin mawas diri. 

Marshanda berpesan, “Yang terpenting, carilah bantuan dari profesional apabila kamu merasa kamu sudah membutuhkannya, terlebih ketika produktivitasmu jadi terganggu karena hal tersebut.”

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus