Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Tangerang - Muhammad Fajri, 27 tahun, pria obesitas dengan bobot hampir 300 kilogram yang meninggal di RSCM hari ini, sempat mengalami depresi usai kecelakaan pada 2022. Sejak kecelakaan yang melukai kaki kirinya, Fajri hanya berkurung di dalam rumah.
"Dia tidak pernah keluar rumah, hanya di rumah saja," ujar Suherman, tetangga dekat Fajri kepada Tempo, Kamis, 22 Juni 2023.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Fajri yang tinggal berdua dengan ibunya itu tidak pernah mengobati kakinya yang luka memar itu. Dia hanya melamuri kakinya dengan minyak gosok. "Kakinya sampai berwarna biru, apalagi dia tidak banyak bergerak jadi semakin parah kondisinya,"kata Suherman.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut Suherman, sudah setahun lebih Fajri tidak pernah beraktivitas ke luar rumah. Pemuda 27 tahun yang menjadi tulang punggung keluarganya itu hanya duduk, makan di kamarnya saja.
"Itulah yang membuat berat badannya makin menjadi-jadi, ditambah dia tidak ada yang mengurus. Ibunya juga kondisinya sama sering sakit-sakitan."
Selanjutnya Fajri dan ibunya mendapat pasokan sembako tapi tak punya uang...
Meski Tak Punya Uang, Fajri dan Ibunya Dapat Pasokan Sembako
Soal kebutuhan makanan Fajri dan Ibunya yang berusia 65 tahun, menurut Suherman, tidak pernah kekurangan. Mereka mendapat pasokan sembako dari saudara Fajri yang lainnya.
"Kalau untuk beras dan lainnya setiap bulan mereka dapat kiriman. Tapi mirisnya, mereka tidak punya uang, untuk beli air mineral saja sulit," kata Suherman.
Rumah Suherman berdempetan dengan rumah Fajri. Guru sekolah dasar inilah yang setia membantu dan mengurus Fajri dan ibunya dalam lima tahun terakhir ini. "Karena kami tetangga sangat dekat, rumah dempet, jadi saya dan anak saya bergantian menjenguk dan membantu Fajri dan ibunya," ucapnya.
Suherman menuturkan, Fajri tinggal di Pedurenan, Ciledug Kota Tangerang sejak 2019. Sebelumnya, Fajri tinggal di Larangan Indah, Ciledug. "Saya memang sudah dekat dengan Fajri dan keluarga ketika mereka masih tinggal di Larangan Indah, sudah seperti keluarga sendiri," ucapnya.
Menurut Suherman, Fajri merupakan anak yang supel dan mudah bergaul. Tak heran jika di Larangan Indah teman Fajri banyak. Untuk postur tubuh, sejak dulu Fajri memang bertubuh tinggi dan besar.
Meninggal di RSCM
Setelah lebih sepekan dirawat di ruang ICU RSCM Jakarta, Muhamad Fajri dikabarkan meninggal. Kepala Dinas Kesehatan Kota Tangerang Dini Anggraeni membenarkan kabar tersebut pada Kamis pagi.
Namun Dini tidak merinci jam berapa dan penyebab Fajri meninggal. Begitu juga dengan informasi jenazah Fajri akan disemayamkan dimana, Dini mengaku belum mendapatkan informasi." Masih menunggu info," kata Dini.
Pada 7 Juni lalu, penderita obesitas itu dievakuasi dari rumahnya di Pendurenan, karang Tengah, Kota Tangerang menggunakan forklift dan mobil pik up untuk dirawat di RSUD Kota Tangerang dan ditangani 10 dokter spesialis, mulai dari dokter radiologi, penyakit dalam, gizi, kulit, bedah hingga ortopedi.
Saat itu, kondisi Fajri hanya bisa duduk dan disangga. "Setelah beberapa hari dirawat di RSUD Kota Tangerang, tim dokter menilai Fajri membutuhkan perawatan yang lebih intensif sehingga harus dirujuk ke RSCM," kata Dini.
Awalnya, kata Dini, Fajri dan ibunya keberatan untuk dirujuk ke RSCM. Namun, setelah diberikan edukasi dan pemahaman, Fajri dan orang tua paham dan bersedia untuk dirujuk.
JONIANSYAH HARDJONO
Pilihan Editor: Fajri Pria Berbobot Hampir 300 Kilogram Meninggal, BPBD Kota Tangerang Siapkan Ekskavator