Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Demi Buruan, Menjauhi Bini

10 November 2002 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TUBUHNYA yang kurus terbungkus kulit legam terbakar matahari. Sorot matanya tajam seperti elang. Membalut kepalanya yang tampak keras, rambutnya ikal persis ombak Laut Sawu yang bergulung-gulung. Dialah Steavanus Fotu Bataona, 34 tahun. Dari hampir 2.000 penduduk Desa Lamalera A dan B, dia salah satu dari sekitar 30 orang yang berhak menyandang predikat sebagai lama fa alias juru tikam paus.

Lama fa amat disegani dalam masyarakat Lamalera. Tak sembarang orang bisa menjadi juru tikam. Jiwa dan raganya harus tangguh. Kakinya, misalnya, mesti seteguh batu karang sehingga tak goyah meski berdiri berjam-jam di ujung depan perahu dan dihajar ombak. Dia juga mesti memiliki mata yang tajam agar bidikannya tak meleset.

Pun nyalinya harus ekstrabesar. Mengapa? Ketika sedang menggelepar, mata paus merah sekali. Inilah yang terkadang membuat jeri pemburu. "Kalau hati lama fa tidak kuat, ia bakal takut melihatnya," kata Steavanus.

Keterampilan seorang juru tikam tidak didapat dalam semalam, tapi lewat proses belajar bertahun-tahun. Itu sebabnya ilmu menikam biasanya diwarisi dari orang tuanya. Kendati begitu, tak semua anak lama fa otomatis menjadi penikam juga. Jika memang kurang mampu, dia tidak akan ditunjuk menjadi lama fa.

Steavanus juga mendapatkan ilmu menikam dari ayahnya, ketika ia masih berumur 21 tahun. Mula-mula ia cuma berperan sebagai breung alep, pembantu lama fa. Bertahun-tahun ia mengamati bagaimana sang ayah mengurai tali, memasang tempuling (mata tombak) di ujung bambu, serta menikam titik-titik lemah ikan paus. "Dia tak mengajari saya dengan kata-kata, melainkan dengan praktek langsung," katanya. Ketika ayahnya meninggal, 5 tahun silam, Steavanus pun dianggap telah "tamat" belajar dan beroleh predikat juru tikam.

Saat musim berburu paus tiba, sekitar Mei sampai September, lama fa tidak boleh bertengkar dengan keluarganya. Kalau pantangan ini dilanggar, ada saja kecelakaan yang dialami, entah terbelit tambang entah diseruduk paus. "Seorang lama fa harus berhati bersih," ujar Steavanus.

Pada bulan-bulan itu, juru tikam juga dilarang tidur satu ranjang dengan istrinya. Jangankan berhubungan seks, kakinya saja tidak boleh bersentuhan dengan kaki istri atau anaknya. Mereka percaya, jika tabu ini ditabrak, niscaya si juru tikam akan gemetar saat berdiri di ujung pledang (perahu bercadik). Dengan demikian, dalam setahun seorang lama fa mesti puasa seks setidaknya selama sekitar 5 bulan.

Steavanus mengaku sudah beberapa kali berhasil menikam paus. Meski ia sudah berpengalaman, rasa takut terkadang timbul juga. Dia cemas pula saat paus yang ditikamnya mengamuk. Ini terjadi jika tempuling yang dilemparnya tak mengenai titik lemah paus. Bukannya terkapar, mamalia laut ini akan mengamuk meronta-ronta. Bahkan ayah dari dua anak itu pernah diseret paus selama 24 jam gara-gara tikamannya meleset. Karena paus itu tak menyerah juga, dipotonglah tali yang menghubungkan perahu dengan tempuling yang tertancap di paus. "Akhirnya kami pulang dengan tangan kosong," katanya.

Tidak setiap kali berburu Steavanus berperan sebagai penikam. Terkadang ia cuma menjadi juru dayung. Pergantian peran biasa terjadi dalam situasi darurat. Ambil contoh ketika para pemburu harus mengejar paus yang tiba-tiba melintas saat mereka belum siap. Siapa yang paling siap, dialah yang ditunjuk sebagai lama fa. Jadi, dalam sebuah pledang—biasanya diisi 9-12 nelayan—terdapat lebih dari satu juru tikam.

Saat musim berburu usai, Steavanus buru-buru berganti profesi. Terkadang dia menjadi pemancing hewan laut yang lebih kecil, seperti ikan terbang. Kegiatan ini dilakukannya sembari berlayar mengantar orang ke Larantuka atau ke tempat lain yang membutuhkan jasanya sebagai nelayan. Sesekali ia juga tak keberatan mengganti tempulingnya dengan martil dan gergaji, menjadi tukang pembuat rumah.

Ws, Rian Suryalibrata

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus