Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Spesialis patologi klinik dari RS St. Carolus Jakarta, Dr Bettia M. Bermawi, menjelaskan beberapa prosedur pemeriksaan kesehatan yang perlu dilalui untuk mendeteksi penyakit kanker paru seperti yang dialami mendiang Sutopo Purwo Nugroho. Ia mengatakan seseorang yang memiliki risiko terkena kanker paru karena polusi atau perokok pasif sebaiknya mulai mewaspadai gejala awal, seperti batuk yang lebih dari dua minggu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Dia meminta agar masyarakat tidak menganggap remeh dengan hanya membeli obat warung atau yang bisa dijual bebas.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
"Dokter tentu akan mendengar bagaimana bunyi napasnya, kalau diperlukan pemeriksaan rontgen. Selain itu, diperiksakan dahaknya untuk memastikan apakah ini karena infeksi alergi atau ada yang lebih serius, seperti kanker itu," kata Bettia.
Artikel terkait:
6 Penyebab Kanker Paru Selain Merokok
Waspadai Cepatnya Perkembangan Kanker Paru, Ini Kata Dokter
Selain dari pemeriksaan dahak, juga diperlukan pemeriksaan darah. Dari beberapa pemeriksaan darah, disertai adanya gejala penurunan berat badan dalam waktu singkat, dan bahkan sampai batuk darah perlu diwaspadai.
"Kadang ada yang sampai batuk darah atau yang lainnya sudah banyak cairan di dalam rongga paru-paru, itu yang bisa ketahuan dari dahak dan darahnya," kata Bettia.
Sebagai langkah pencegahan, Bettia menganjurkan agar masyarakat, walaupun merasa sehat, tetap melakukan pemeriksaan kesehatan minimal satu tahun sekali.