KOTA kecil Tondano, yang kini Ibukota Kabupaten Minahasa, malu
hati juga melihat keterbelakangannya dibanding enam ibukota Dati
II lainnya di Sulawesi Utara. Tentu bukan saja karena jantung
kota Tondano yang disesaki kompleks pertokoan dengan bangunan
usangnya, jalan sempit yang berfungsi terminal dan
jembatan-jemhatan kuno, melainkan hati Bupati Minahasa J.F.
Lumentut kecut acapkali kena semprot amarah Gubernur Worang.
Ibukota Dati II yang menurut Gubernur Worang di waktu lalu
"paling terbelakang di Propinsi Sulut" ini, sejak tahun kerja
75/76 mencoba menebus malu. Dana pembangunan daerah Minahasa
yang biasanya hanya diguyur di Sasaran, Tondano -- perkampungan
pemerintah dua kilo di luar kota Tondano di mana sekarang
bercokol Pusat Pemerintahan Minahasa -- sekarang mulai digeser
ke kota Tondano. Agaknya Lumentut peka juga kupingnya mendengar
teguran Gubernur Worang bahwa "Ibukota Dati II Minahasa itu
Tondano, bukannya Sasaran. Agar pembangunan itu jangan melulu
dibangun di Sasaran yang hasilnya tak dapat dirasakan langsung
oleh rakyat . Maklum Sasaran adalah areal persawahan yang jauh
dari kediaman penduduk.
Demam Gusur
sqak itu nampaknya Bupati Lumentut mulai menyingsing lengan
baju. Bermula dengan mendirikan sebuah tugu setinggi 17 meter di
tengah jantung kota Tondano sebagai mencanangkan tekadnya,
Lumentut mulai dihinggapi demam gusur. Terminal kota Tondano
yang belum lama diresmikan Gubernur Worang, tak lama lenyap dan
rata dengan tanah. Di tempat ini dibangun sebuah taman kecil
lalu dipasang sebuah lampu natrium, yang sayangnya sekarang tak
terawat lagi dan si lampu sudah pada copot dijamah tangan jahil.
Berikutnya, dibangunlah sebuah gedung mewah sebagai rumah dinas
Bupati beranggaran 16,5 juta, bukan lagi di Sasaran tapi di desa
Luaan yang termasuk kota Tondano, satu kilo jaraknya dari kantor
Bupati di Sasaran.
Melangkah lebih dalam lagi masuk kota, dibangun -- sebuah gedung
BPU. Biayanya sekitar Rp 28 juta. Lalu di antara rumah dinas
Bupati dan kompleks Sasaran, sedang dibangun pula gedung Cadika
Prop. Sulut biaya Rp 40 juta, dan gedung DPRD Minahasa yang
baru, biaya Rp 20 juta. Di samping itu sedang tercogok pula
pembangunan gedung kantor instansi lainnya seperti Pengadilan
Negeri, Ipeda dan sebagainya. Nampaknya dengan pembangunan yang
berderet ini, Lumentut berniat menyatukan Sasaran dan Tondano
agar tidak begitu terpisah benar. Di jantung kota dekat tugu,
dibangun pusat pertokoan bertingkat milik pengusaha swasta.
Sementara itu tak lama lagi dibangun pasar Inpres anggaran 40
juta. Hari-hari menjelang kunjungan Mendagri ke Sulut, tampaknya
penyelesaian beberapa proyek yang bakal diresmikan oleh Menteri,
sedang berpacu dengan waktu. Jalan raya protokol yang membelah
toko Tondano sepanjang kurang lebih 2,5 kilometer mulai dari
rumah Dinas KDH, dengan giat sedang diperlebar. Dari keadaannya
yang sangat sempit, kini dibengkakkan menjadi dua jalur ditambah
jalur hijau di tengah. Nampaknya BKDH Lumentut mulai memeras
keringat. Mumpung belum terlambat benar.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini