Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Arsip

Dokter Tirta tentang Pernyataan Dokter Lois yang Berujung Pelaporan ke Polisi

Dokter Tirta mengatakan ucapan Lois Owien menyebar dengan cepat di masyarakat dan menjadi masalah nasional.

12 Juli 2021 | 17.06 WIB

Dokter Tirta Mandira Hudhi saat akan disuntik vaksin COVID-19 oleh petugas kesehatan di Puskesmas Ngemplak 2, Sleman, DI Yogyakarta, Kamis, 14 Januari 2021. Dokter Tirta juga menanyangkan secara live di Instagram saat divaksinisai. Instagram/@dr.tirta
Perbesar
Dokter Tirta Mandira Hudhi saat akan disuntik vaksin COVID-19 oleh petugas kesehatan di Puskesmas Ngemplak 2, Sleman, DI Yogyakarta, Kamis, 14 Januari 2021. Dokter Tirta juga menanyangkan secara live di Instagram saat divaksinisai. Instagram/@dr.tirta

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Jakarta - Saksi ahli dari Kementerian Kesehatan Tirta Mandira Hudhi alias dokter Tirta menjelaskan ada tiga pernyataan dokter Lois Owien yang menjadi dasar pelaporan ke Polda Metro Jaya. Nama Lois sebelumnya ramai di media sosial setelah wawancaranya dengan Hotman Paris soal Covid-19 tersebar di media sosial. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

"Yang pertama itu masalahnya adalah Lois mengganggap Covid-19 enggak ada, itu statementnya direkam beberapa kali di twitter, di Instagram dia, di WhatsApp dia, dan di tayangan Hotman Paris," ujar Tirta saat dihubungi, Senin, 12 Juli 2021. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Tirta mengatakan ucapan dokter Lois Owien menyebar dengan cepat di masyarakat dan menjadi masalah nasional. Pernyataan kedua yang dilaporkan, saat Lois mengatakan pasien Covid-19 yang meninggal karena interaksi obat. 

"Nah, masalah ketiga dia mengaku sebagai dokter. Ini alasannya kenapa IDI sampai keluarkan pernyataan untuk klarifikasi," ujar Tirta. 

PD IDI dan Majelis Kehormatan Etik Kedokteran (MKEK) sudah mengirim panggilan kepada Lois untuk mengkonfirmasi gelar dokternya. Namun Lois menolak panggilan itu. 

Saat menjadi pembicara di talkshow Hotman Paris, Lois menjelaskan, beberapa pasien yang diberi obat antivirus seperti Azithromycin, Metmorfin, dan obat TB dapat menyebabkan Asidosis Laktat atau produksi asam laktat yang berlebihan pada tubuh. Kondisi ini terjadi saat tubuh melakukan metabolisme anaerob atau kadar oksigen rendah.

"Dia menolak dengan alasan ilmu mahal, makanya IDI bilang dia tidak terdaftar aktif di anggota IDI dan statusnya mati 2017," ujar dokter Tirta

 

 

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus