Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Mengapa Kami Membuat Edisi Khusus 10 Tahun Jokowi

Dalam dua periode pemerintahannya, Jokowi menarik mundur demokrasi. Di akhir kekuasaannya, Indonesia menjelma menjadi negara yang bercorak legalisme otokratis.

28 Juli 2024 | 00.00 WIB

Ilustrasi: Tempo
Perbesar
Ilustrasi: Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

BANYAK orang menyangka naiknya Joko Widodo ke tampuk kekuasaan sebagai kemenangan orang biasa. Latar belakangnya yang bukan berasal dari keluarga elite amat kontras dengan Prabowo Subianto, lawannya dalam pemilihan presiden 2014 yang juga mantan menantu Presiden Soeharto serta putra menteri rezim Orde Lama dan Orde Baru, Sumitro Djojohadikusumo. Sebagai antitesis Prabowo, Jokowi dianggap oleh mayoritas pemilih Indonesia lebih punya peluang membawa republik ini menjauh dari bayang-bayang Orde Baru yang korup dan otoriter.

Masuk untuk melanjutkan baca artikel iniBaca artikel ini secara gratis dengan masuk ke akun Tempo ID Anda.
  • Akses gratis ke artikel Freemium
  • Fitur dengarkan audio artikel
  • Fitur simpan artikel
  • Nawala harian Tempo

Edisi Khusus 10 Tahun Jokowi: Penanggung Jawab: Setri Yasra; Kepala Proyek: Bagja Hidayat; Penulis: Ahmad Faiz, Anton Septian, Avit Hidayat, Caesar Akbar, Devy Ernis, Egi Adyatama, Erwan Hermawan, Fajar Pebrianto, Fery Firmansyah, Francisca Christy Rosana, Ghoida Rahmah, Hussein Abri Dongoran, Irsyan Hasyim, Khairul Anam, Lani Diana, Mohammad Khory Alfarizi, Novali Panji Nugroho, Praga Utama, Retno Sulistyowati, Riky Ferdianto, Sunudyantoro, Yohanes Paskalis, Yosea Arga Pramudita; Penyunting: Abdul Manan, Agoeng Wijaya, Bagja Hidayat, Dody Hidayat, Fery Firmansyah, Iwan Kurniawan, Mustafa Silalahi, Nurdin Kalim, Raymundus Rikang, Rusman Paraqbueq, Stefanus Pramono, Zacharias Wuragil, Yandhrie Arvian; Penyumbang Bahan: Ambrosius Adir (Manggarai), Daniel A. Fajri, Didit Hariyadi (Morowali), Egi Adyatama, Erwan Hermawan, Francisca Christy Rosana, Hussein Abri Dongoran, Hendrik Yaputra (Jayawijaya), Mei Leandha (Medan), Muhammad Iqbal (Serang), Nabiila Azzahra, Novali Panji Nugroho, Praga Utama (Penajam Paser), Riri Rahayuningsih, Septhia Ryantie (Solo), Shinta Maharani (Yogyakarta), Sultan Abdurrahman, Yogi Eka Saputra (Batam); Penyunting Bahasa: Edy Sembodo, Hardian Putra Pratama, Iyan Bastian, Michael Timur Kharisma, Sekar Septiandari, Suhud Sudarjo, Tasha Agrippina; Desain: Agus Darmawan Setiadi, Ahmad Fatoni, Aji Yuliarto, Djunaedi, Eko Punto Pambudi, Endang Wijaya, Gatot Pandego, Junianto Prasongko, Kuswoyo, Lukmanul Hakim, Mistono, Munzir Fadly, Rudy Asrori; Desain Digital: Dianka Rinya, Imam Riyadi, Novandy Ananta, Rio Ari Seno, Riyan R Akbar; Ilustrasi: Alvin Siregar, Indra Fauzi, Kendra H. Paramita; Periset Foto: Gunawan Wicaksono, Jati Mahatmaji, Ratih Purnama; Di edisi cetak, artikel ini terbit di bawah judul "Satu Dasawarsa Memutar Balik Demokrasi". Liputan edisi khusus 10 tahun Jokowi ini mendapat dukungan Yayasan Kurawal

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus