Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Arsip

Gandum Memang Sehat, Tapi Bisa Berdampak Buruk buat Kesehatan

Meskipun dianggap bahan makanan sehat,gandum memiliki dampak buruk bagi tubuh.

11 Oktober 2018 | 17.50 WIB

Ilustrasi roti gandum. 30andfit.com
Perbesar
Ilustrasi roti gandum. 30andfit.com

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Tepung terigu dari gandum utuh dianggap sehat dan merupakan sumber serat, biasanya digunakan untuk menyiapkan produk makanan yang dipanggang seperti roti. Tepung terigu mengandung berbagai nutrisi yang sangat bagus untuk kesehatan, tetapi juga mengandung gluten yang dapat menjadi masalah utama bagi orang yang tidak toleran gluten.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Nilai gizi dari 100 gram tepung terigu yang terbuat dari gandum utuh adalah 340 kalori, 10,7 gram serat, 72 gram karbohidrat, 13,2 gram protein, 0,4 gram gula, 2,5 gram lemak, 0,07 gram asam lemak omega-3 dan 11 persen kadar air. Meskipun dianggap bahan makanan sehat, tepung terigu memiliki dampak buruk bagi tubuh yang mungkin belum Anda ketahui.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Oleh karena itu, penting menakar konsumsi tepung terigu yang banyak digunakan untuk roti, kue, dan makanan lain. Berikut lima cara tepung terigu berefek buruk pada kesehatan, seperti dikutip dari Boldsky.com.

1. Memicu kadar gula darah
Produk yang dibuat menggunakan biji-bijian olahan, seperti roti putih, memicu kadar gula darah karena dicerna dengan cepat, yang menyebabkan melonjaknya kadar gula darah. Ketika mengkonsumsi produk biji-bijian, gandum utuh terdiri dari serat. Semakin banyak serat, semakin lambat kadar gula darah dipicu. Tetapi, ketika biji-bijian direduksi menjadi partikel yang lebih halus maka cenderung dicerna dengan cepat dan mengakibatkan naiknya kadar gula darah. Kadar gula darah yang tinggi dapat menyebabkan berbagai penyakit, seperti diabetes, obesitas, penyakit kardiovaskular.

2. Menyebabkan alergi terkait gluten
Gluten adalah bentuk protein yang ditemukan dalam berbagai biji-bijian, termasuk gandum. Protein ini memberikan elastisitas pada adonan gandum. Banyak orang menderita intoleransi gluten. Konsumsi gluten dengan cara apa pun mengarah ke masalah terkait pencernaan seperti diare, gas, atau sakit perut.

Beberapa orang yang menderita penyakit otoimun, seperti penyakit celiac, juga kesulitan dalam mencerna makanan karena usus kecil menjadi lebih sensitif terhadap gluten. Orang dengan intoleransi gluten atau penyakit celiac harus berkonsultasi dengan dokter untuk beralih ke pengganti yang lebih aman.

3. Mengurangi penyerapan mineral oleh tubuh
Biji mengandung zat yang disebut asam fitat, yang memiliki kemampuan untuk menyerap mineral penting oleh tubuh. Menurut sebuah penelitian yang diterbitkan Desember 2002 dalam jurnal American Family Physician, serat gandum dapat memicu defisiensi vitamin D dengan membakar vitamin D yang disimpan oleh tubuh.

Gandum utuh mengandung lebih banyak asam fitat dibandingkan dengan gandum olahan. dan membuat tubuh kurang menyerap beberapa mineral, seperti kalsium, zat besi, seng, dan magnesium.

4. Memicu risiko penyakit jantung
Ada berbagai jenis kolesterol jahat (LDL), tergantung pada ukuran molekulnya. Jenis-jenis ini dapat didefinisikan sebagai pola A dan pola B. Mereka yang memiliki tingkat tinggi pola B kolesterol, juga dikenal sebagai partikel LDL padat, berada pada risiko lebih besar terkena penyakit jantung dibandingkan dengan pola A.

Sesuai penelitian yang diterbitkan di NCBI (Pusat Informasi Bioteknologi Nasional) pada Agustus 2002, penelitian selama 12 minggu dilakukan yang melibatkan 36 pria obesitas yang termasuk dalam kelompok usia 50 hingga 75 tahun, yang dibagi menjadi dua kelompok.

Salah satu kelompok diberi oat sementara kelompok lainnya diberi tepung terigu dari gandum utuh. Faktor risiko yang terkait dengan penyakit jantung diskalakan dan ditemukan bahwa kelompok yang mengonsumsi oat mengalami penurunan LDL total, LDL padat kecil, bersama dengan jumlah partikel LDL. Sedangkan, kelompok yang mengonsumsi tepung terigu mengalami lonjakan LDL 8 persen, peningkatan serta pemicu 14,2 persen dalam jumlah partikel LDL.

5. Penyakit otak
Penelitian telah mengungkapkan bahwa ada hubungan antara konsumsi gandum dan penyakit otak. Penyakit otak ini disebabkan karena asupan gluten.

-Ataksia gluten
Serebelum adalah bagian dari otak yang ada di belakang tengkorak pada vertebrata. Bagian otak ini menjalankan fungsi mengatur dan mengordinasikan aktivitas otot.

Ataksia serebelar adalah penyakit di mana lesi yang disebabkan oleh serebelum dapat menyebabkan gangguan motorik. Ataksia gluten merupakan bentuk lain dari penyakit yang mungkin disebabkan dan diperburuk oleh asupan gluten, bahkan mengarah ke serangan otoimun pada otak kecil.

-Skizofrenia
Skizofrenia gangguan mental berat dan kronis juga dikaitkan dengan sensitivitas gluten dan penyakit celiac. Antibodi terhadap gluten juga telah ditemukan aliran darah sebagian besar penderita skizofrenia.

Sebuah studi uji coba terkontrol yang diterbitkan pada 1 Januari 1988 dalam Journal of Psychoses and Related Disorders bahkan mengungkapkan bahwa ada beberapa perbaikan yang diamati pada kondisi beberapa penderita skizofrenia yang mengikuti diet bebas gluten.

-Autisme dan epilepsi
Sensitivitas gluten serta penyakit celiac, juga kemungkinan terkait dengan epilepsi dan autisme.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus