Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Gara-gara Inflasi, Biaya Hidup Warga Amerika Serikat Meroket

Kenaikan inflasi di Amerika Serikat dipicu banyak hal, di antaranya invasi Rusia ke Ukraina semakin mempercepat kenaikan harga minyak dan gas alam

19 Juli 2022 | 09.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Seorang pelanggan berbelanja di sebuah pasar swalayan di Oregon, Amerika Serikat (AS), pada 13 Juli 2022. Indeks Harga Konsumen (Consumer Prices Index/CPI) AS, yang mengukur harga barang dan jasa sehari-hari, melonjak 9,1 persen pada Juni dibandingkan tahun lalu, menandai kenaikan selama 12 bulan tertinggi sejak periode yang berakhir pada November 1981, seperti dilaporkan Departemen Tenaga Kerja AS pada Rabu, 13 Juli 2022. (Xinhua/Wang Ying)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - WNI di Amerika Serikat, Uly Siregar menceritakan pada Tempo pengalamannya menghadapi tingginya inflasi di Negeri Abang Sam dalam beberapa bulan terakhir. Perempuan yang menikah dengan warga negara Amerika Serikat tersebut mengatakan kenaikan harga sangat berdampak terhadap pengeluaran sehari-hari.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Uly tinggal di negara bagian Arizona. Biaya hidup di kota tersebut relatif tidak begitu mahal jika dibandingkan California atau New York. Namun kenaikan harga bahan bakar minyak lumayan tinggi. Pada tahun lalu, harga bahan bakar masih di bawah US$ 3 per galon, namun sekarang harga BBM di Arizona bisa mencapai US$ 5-6 per galon.

 

"Untuk pengeluaran sehari-hari terasa sekali kenaikannya. Belanja di supermarket dari semula hanya US$ 70 cukup, sekarang bisa US$ 100," kata Uly, Senin, 18 Juli 2022.

Uly Siregar, WNI yang tinggal di Arizona, Amerika Serikat. Sumber: Dokumen Pribadi

 

Uly menceritakan dinamika politik soal sebab dan akibat inflasi selalu menghiasi perbincangan publik Amerika setiap harinya. Namun, situasi sosial di wilayahnya masih cenderung aman.

 

Jika beruntung, sebagian perusahaan cukup prihatin kepada karyawannya dengan menaikkan sedikit gajinya. Uly menyebutkan, posisi dia dan keluarganya bisa lebih beruntung karena dapat mengatasi masalah kenaikan harga ini.

 

Inflasi di Amerika Serikat pada Juni 2022, menjadi pemberitaan surat kabar karena menembus 9,1 persen atau tertinggi dalam 40 tahun. Kondisi ini membuat pemerintahan Biden sakit kepala. Untungnya, di sejumlah area di Amerika Serikat, inflasi mulai kembali normal.

 

Inflasi Dua Digit

Sebulan lalu, inflasi di empat wilayah urban di Amerika Serikat, mengalami inflasi sampai di atas 10 persen. Namun sekarang, di Seattle, Miami, Houston dan Baltimore, inflasi sudah turun menjadi 8 persen.     

 

Ada pun empat kota lainnya, inflasi masih di atas 10 persen. Empat kota itu adalah Atlanta, Phoenix, Tampa dan kawasan metropolitan Riverside-San Bernardino. Di kawasan urban, Alasaka, inflasi menyentuh level tertinggi, yaitu 12,4 persen.

 

Secara keseluruhan, indek harga konsumen (CPI) di Amerika serikat untuk kawasan urban mengalami kenaikan pada Juni 2022 sebesar 1,3 persen setelah sebelumnya pada Mei 2022 juga naik 1 persen.

      

Dampak inflasi sangat terasa pada harga bahan bakar, biaya sewa tempat tinggal dan makanan. CPI disektor energi naik 7,5 persen dalam tempo sebulan sehingga berdampak pada lebih dari separuh kenaikan barang-barang. CPI untuk harga bensin naik 11,2 persen.

 

Sedangkan biaya hidup di Amerika Serikat sudah lama mengalami kenaikan. Namun sekarang kenaikan biaya hidup saat terasa, sampai belum pernah dirasakan selama bertahun-tahun kendati kenaikan inflasi cukup bervariasi di setiap negara bagian.  

 

Selain kenaikan pada biaya hidup, inflasi telah membuat sejumlah keluarga pindah ke tempat tinggal yang sewanya lebih murah. Mereka juga memindahkan tempat bisnisnya. Banyak orang sekarang mencari lokasi yang lebih terjangkau.

 

Biaya hidup telah menjadi komponen penting. Berdasarkan Bureau of Labor Statistics kawasan di Amerika Serikat yang paling mahal biaya hidupnya secara year-on-year ada 3 area.

 

1.Hawaii

Hawaii telah menjadi wilayah yang sulit dijangkau oleh warganya sendiri dan pelancong. Wilayah ini masuk dalam daftar negara bagian dengan biaya hidup paling mahal di Amerika Serikat.

 

2.New York

Menurut datar terbaru dari Bureau of Labor Statistics, harga rata-rata kenaikan barang-barang di New York pada tahun ini naik 8,6 persen. New York sejak 1981, sudah terkenal sebagai Kota dengan biaya hidup yang malah dibanding wilayah lain di Amerika Serikat. Walhasil, banyak pembeli kaget saat belanja sembako, gas atau membeli rumah baru.

 

Harga daging steak di New York bisa 50 persen lebih mahal dibanding wilayah Joplin, Missouri. Sedangkan harga tempat tinggal, misalnya di wilayah Manhattan, bisa dua kali lipat dari area terdekat dan bisa sampai 10 kali lipat dari wilayah Scranton, Pennsylvania.

 

Kendati biaya hidup di New York sudah mahal, namun inflasi di sana relatif lebih rendah dibanding wilayah lain. Namun itu kemungkinan karena harga awal yang sudah tinggi.

 

3.California

Negara bagian dengan biaya hidup paling mahal nomor tiga di Amerika Serikat. Indek biaya hidup di sini 142,2.   

 

Biaya transportasi di California sangat mahal karena harga bensin di sini, yang termahal di Amerika Serikat. Rata-rata biaya hidup satu keluarga di California sekitar USD 683.996 (Rp 10 miliar) atau dua kali lipat dibanding rata-rata nasional pengeluaran rumah tangga di Amerika Serikat.

   

Meskipun inflasi telah menjadi masalah dunia, namun inflasi yang sangat tinggi secara politik berisiko bagi Presiden Amerika Serikat Joe Biden dan Partai Demokrat, yang akan menyongsong pemilu anggota Kongres Amerika Serikat pada November 2022.

 

Inflasi di Amerika Serikat tetap tinggi bahkan ketika sumber kenaikan harga telah bergeser. Awalnya lockdown selama pandemi Covid-19 menyebabkan kenaikan permintaan untuk barang-barang konsumsi.

 

Akan tetapi, kini warga Amerika banyak menghabiskan pengeluaran untuk biaya perjalanan, hiburan, dan makan di luar. Selain itu, pengeluaran tiket pesawat, kamar hotel dan makan di restoran melonjak.

Invasi Rusia ke Ukraina semakin mempercepat kenaikan harga minyak dan gas alam. Lockdown di sejumlah wilayah di Cina juga membuat harga minyak melambung.

Sumber: inventiva.co.in | newsweek.com

 

Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini.            

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus