Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
SUATU pagi di lereng Gunung Tidar, 34 tahun lalu. Sepasang mata menatap sosok tegap yang menabuh tambur besar dalam barisan drum band taruna Akademi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (Akabri) itu. Gerak tubuh penabuh tambur itu lentur dinamis, tapi tetap laras dengan irama baris. ”Saat itu saya segera merasakan integritas dan kepemimpinannya,” kata Sudi Silalahi kepada Tempo pekan lalu.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo