Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
LETNAN Kolonel Untung membagi tiga pasukannya. Mereka mengenakan tiga pita tanda: merah untuk malam, kuning untuk siang, dan hijau untuk sore. Untung memimpin pasukannya dari Gedung Penas, kawasan Cawang, Jakarta Timur.
Jalan Medan Merdeka Utara
Istana
Satu kompi Cakrabirawa dan sekitar 700 anggota Kodam Brawijaya, Jawa Timur, mengepung Istana. Istana kosong, karena Presiden Soekarno meninggalkan tempat ini sejak pagi. Lepas tengah hari, pasukan ini malah bergabung ke Markas Kostrad.
Jalan Medan Merdeka Selatan
Gambir
Juga diduduki oleh pasukan Kodam Brawijaya.
Markas Kostrad
Markas Mayor Jenderal Soeharto, perwira tinggi yang tidak menjadi target operasi G30S.
Gedung RRI
Diduduki sepuluh jam sejak pagi, antara lain dimanfaatkan untuk pengumuman pembentukan Dewan Revolusi.
Pasukan TNI di Jakarta
Jika terjadi bentrok, inilah kekuatan TNI yang akan dihadapi oleh G30S.
- 4 kompi (400 orang) Brimob
- 1 batalion Kavaleri Angkatan Darat
- 1 batalion Artileri Angkatan Darat
- 2 batalion Infanteri Kodam, Resimen Para Komando Angkatan Darat (RPKAD),
- Pasukan Gerak Cepat Angkatan Udara
- 1 Batalion Pasukan Pertahanan Pangkalan Angkatan Udara
- 3 Batalion Cakrabirawa, KKO (Marinir)
(1 batalion =700 orang)
- Pasopati
Dipimpin Dul Arif, pasukan ini bertugas menangkap tujuh perwira tinggi TNI Angkatan Darat, yang disebut sebagai anggota ”Dewan Jenderal”. Terdiri atas anggota Resimen Cakrabirawa, Pasukan Pengawal Presiden. - Bimasakti
Dipimpin Suradi, anggotanya pasukan sukarelawan plus dua batalion dari Kodam Diponegoro dan Kodam Brawijaya. Tugasnya mengawal kawasan Lapangan Monas dan menjaga sejumlah sektor. Juga merebut gedung RRI, stasiun kereta api Gambir, serta pusat telekomunikasi di Jalan M.H. Thamrin. - Gatotkatja
Bertugas sebagai pasukan cadangan, dipimpin Gatot Sukrisno. Personelnya diambil dari Pasukan Pengawal Pangkalan Angkatan Udara dan Sukarelawan Bersenjata. Ditempatkan di sekitar Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma.
Dua Malam Sjam
Inilah kronologi pelaksanaan Gerakan 30 September versi Sjam Kamaruzaman. Hanya dalam hitungan jam, gerakan ini gagal dan langsung ditaklukkan.
30 September 1965
24.00
Pengarahan terakhir diberikan di Pondok Gede, Jakarta Timur. Hadir Sjam, Pono, Latif, Supardjo, Sujono, Dul Arif, Suradi, dan Gatot Sukrisna.
1 Oktober 1965
02.00
Central Komando di Gedung Penas mulai bekerja: Sjam, Pono, Latif, Supardjo, Sujono. Mereka menunggu laporan hasil operasi pasukan Pasopati pimpinan Dul Arif.
06.00
Masuk laporan dari Pasopati bahwa Jenderal Abdul Haris Nasution, target utama operasi, lolos. Enam jenderal lainnya ditangkap atau ditembak mati. Mereka yang hidup akhirnya juga ditembak.
10.00
Central Komando pindah ke Halim.
12.00
Presiden Soekarno memerintahkan gerakan dihentikan. Pasukan dari Batalion 530 Brawijaya sudah menyeberang ke Markas Kostrad.
18.00
Menerima laporan bahwa pasukan Kostrad dan Resimen Pasukan Komando Angkatan Darat mulai mengepung Halim.
20.00
Sjam Kamaruzaman melapor ke Aidit soal gagalnya gerakan.
21.00
Sjam memerintahkan Sujono mencari pesawat untuk melarikan Aidit ke Yogyakarta.
22.00
Sjam memimpin rapat membahas pengunduran diri dari Halim ke Pondok Gede.
2 Oktober 1965
01.00
Aidit terbang ke Yogyakarta.
02.00
Sjam dan Supardjo lari ke Pondok Gede dengan jip.
Posisi pasukan G30S di Jakarta
Kawasan Monas
Menteng
Pangkalan Halim Perdanakusuma
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo