Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, YOGYAKARTA - Ajang kontes kecantikan, Puteri Indonesia 2019 bakal dihelat di Jakarta, Maret 2019 mendatang. Kontes yang mengusung slogan 3B atau Brain, Beauty, Behavior itu diikuti peserta yang mewakili masing-masing provinsi di Indonesia.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Dari Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) diwakili oleh nama Anja Litani Ariella, 24 tahun. Dara yang kini sedang menanti wisuda sebagai mahasiswi jurusan Hubungan Internasional Universitas Gadjah Mada (UGM) itu mengaku awalnya hanya ingin mewujudkan impian kecilnya dengan mengikuti kontes kecantikan tersebut.
"Saya sebenarnya agak mendadak mendaftar (Pemilihan Puteri Indonesia) ini, karena ini mimpi saya sejak kecil, jadi saya semangati sendiri dan siapkan sendiri semuanya," ujar Angel, panggilan Anja saat ditemui di Yogyakarta, Selasa 20 Februari 2019.
Tak disangka, dari puluhan peserta yang turut audisi di DIY Januari 2019 lalu, perempuan yang masih memiliki garis trah dengan raja Keraton, Sri Sultan Hamengku Buwono ke II itu justru lolos audisi tiga besar perwakilan DIY di Jakarta. Dari tiga kontestan terseleksi, perempuan kelahiran 4 Oktober 1995 itu yang mendapat tiket untuk lanjut tingkat nasional mewakili DIY.
Angel menuturkan di balik aktivitasnya mengikuti ajang Puteri Indonesia 2019, saat ini sebenarnya ia sedang menggembleng diri untuk mempersiapkan estafet pengelolaan perusahaan milik orang tuanya yang bergerak di bidang konstruksi kelistrikan di Yogyakarta. "Ya masih sambil belajar bagaimana cara menjadi direktur yang baik," ujarnya. Karyawan perusahaan milik orang tuanya itu ada sekitar 60 orang.
Anja Litani Ariella, wakil Daerah Istimewa Yogyakarta di ajang Puteri Indonesia 2019 bersama tim desainernya. TEMPO/Pribadi Wicaksono
Meski memiliki passion di dunia kecantikan hingga ikut ajang Puteri Indonesia, namun sebagai anak tunggal Angel mau tak mau harus meneruskan bisnis keluarganya kelak. "Saya ingat waktu kecil, ajang Puteri Indonesia lah yang pertama saya lihat dan membuat terinspirasi 'saya harus bisa seperti mbak-mbak yang di panggung itu, yang pintar, independen, dan kuat,' dan mama mendukung penuh," ucapnya.
Hanya saja, Angel mengakui tak pernah menempuh sekolah model atau sejenisnya demi bisa mengikuti kontes kecantikan itu. Pendidikan yang ia jalani hanya pendidikan akademik, sebagai mahasiswi UGM. "Berjalan di catwalk itu cuma belajar dari teman teman saya yang model saja," ujar Angel yang fashih berbahasa Inggris itu.
Untuk menyalurkan hobinya, Angel sejak belia justru memilih menekuni tarian dansa. Bahkan hobi dansa itu mengantar perempuan yang pernah tercatat sebagai murid sekolah Bailamos Dance School memenangi sejumlah kejuaraan dansa bertaraf internasional. Di antaranya Runner Up Tango di Malaysia dan Runner Up 1 ballroom dance Malaysia, Jakarta, dan Singapura. Beberapa tarian yang dikuasainya, antara lain tango, quick step, dan cha cha.
Dalam ajang Puteri Indonesia ini, Angel sendiri berjanji tampil maksimal agar dapat mengharumkan nama kotanya, Yogyakarta. Terlebih pada ajang tahun sebelumnya, Puteri Indonesia yang mewakili DIY, Dilla Fadiela menyandang gelar juara 4 sebagai Puteri Perdamaian. "Pencapaian kak Dila sangat luar biasa bagi DI Yogyakarta, tapi saya tidak mau menjadikan itu sebagai beban melainkan sebagai tanggung jawab agar bisa juga memberikan yang terbaik," ujarnya.