Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Depok - Sehari jelang perayaan Imlek 2575 dan Cap Go Meh 2024, etnis Tionghoa di Indonesia beribadah dan mandi di Sumur 7 Vihara Gayatri Cilangkap di Kelurahan Cilangkap, Kecamatan Tapos, Depok, Jumat, 9 Februari 2024. Salah satu jemaat Vihara Gayatri Nining Wijaya, 45 tahun mengungkapkan datang bersama keluarga datang ke sumur 7 Vihara Gayatri Cilangkap untuk bebersih diri jelang tahun baru Imlek.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Tradisi saja, memang tiap tahun ke sini, kalau mandi pas mau ke sini saja," kata Nining.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sebelum mandi di sumur 7, ia bersama keluarga melakukan sembahyang setelah itu mandi di tujuh mata air yang terdapat di Vihara Gayatri. "Ada 7 sumur, kita bersujud lalu mandi dengan 7 gayung," tutur Nining.
Warga Cengkareng, Jakarta Barat ini pun menjelaskan bahwa tiap sumur tersebut memiliki manfaat atau khasiat masing-masing. "Tergantung kebutuhan, kalau lagi cari jodoh ya ke sumur jodoh, mau ke rejeki ya ke sumur rejeki, juga untuk pengobatan ya ke sumur pengobatan, kan ada 7 sumur," ujar Nining.
Ditanyakan sudah merasakan manfaat dan doa yang dimunajatkan saat mandi di sumur 7 Vihara Gayatri, Nining mengaku membuat hati lebih lega dan tubuh menjadi lebih segar. "Ini kan tentang kepercayaan ya, doa saya sederhana sih, minta sehat dan lancar usahanya," ucap Nining.
Di lokasi yang sama Vivi Vilena, 29 tahun mengatakan sumur 7 Vihara Gayatri Cilangkap memiliki banyak manfaat, seperti untuk kesehatan, rejeki, cari jodoh, tolak bala dan lainnya. Warga Cilodong, Depok, ini mengaku rutin ke sana, bahkan bisa 3 kali seminggu. "Segar badan, di sini juga dilarang membawa bunga, jadi bener-bener murni mandi saja," kata Vivi yang saat itu bersama anaknya.
Sementara itu, pengurus Vihara Gayatri Parman mengatakan sumur 7 dibuka untuk umum. Bahkan, yang mandi bukan hanya dari etnis Tionghoa saja.
"Siapa saja boleh mandi di sini, tapi ada beberapa peraturan, salah satunya dilarang menabur bunga," kata Parman.
Seratusan Lilin Besar
Pengurus Vihara Gayatri juga menerima pemberian lilin besar dari satu keluarga, bahkan lilin yang mencapai ketinggian hingga 2 meter lebih itu bisa sampai ratusan di sana. "Sudah ada 100-an lah, biasanya satu keluarga 1 lilin, kadang ada yang anaknya berkeluarga dia bawa satu lilin sendiri, bahkan ada juga yang ekonominya cukup, masing-masing anak mungkin dikasih sendiri, tergantung dari keinginan dan keyakinan sendiri," terang Parman.
Lilin tersebut nantinya dinyalakan saat malam Imlek, dan sejak siang hari sudah disiapkan pengurus vihara. "Mereka datang sore, mau langsung pasang boleh, kalau kita tunggu sampai jam 11 malam tidak datang, kita nyalahkan semua jam 12-nya," ujar Parman.
Ditanya harapan di Shio Naga, Parman mengaku sama seperti kebanyakan orang yang ingin hidup lebih baik lagi dan lancar semuanya. "Tidak ada halanganlah, semua pasti harapan baik,"
Ukuran lilin sendiri, dari yang terkecil 2 kati hingga paling besar 1.000 kati, di mana per kati 0,6 kilogram. "Kalau di lilin hitungannya kati, rata-rata di sini sih orang pasang yang terkecil 10 kati, kan kita juga diusahakan sampai manjang ke Cap Go Meh," paparnya.
Sehingga, lanjut Parman, untuk lilin ukuran besar akan dinyalakan nonstop 24 jam, sedangkan yang kecil saat malam hari dimatikan. "Lilin itu kan melambangkan cahaya, biar kita kedepannya mempunyai cahaya lebih terang lagi, jalan kita lebih terang," ucap Parman.