Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Pihak keluarga mengonfirmasi bahwa jenazah seniman Remy Sylado dimakamkan pada Selasa (13/12) di TPU Menteng Pulo, Jakarta Selatan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Rencananya itu besok (dimakamkan) jam 11 di Menteng Pulo Kasablanka. Jadi ini sebentar lagi akan dimandikan terus peti disiapkan," kata istri Remy Sylado, Emmy Tambayong di rumah duka di kawasan Cipinang Muara, Jakarta, Senin, 12 Desember 2022, seperti dikutip dari Antara.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Emmy menambahkan, suaminya tersebut menghembuskan nafas terakhir sekitar pukul 10.30 WIB di rumah duka. "Padahal pagi masih saya kasih kopi susu. Masih ngobrol biasa," ujar Emmy.
Emmy mengatakan, suaminya itu memang telah mengidap penyakit stroke sejak lama. Kondisinya semakin memburuk sejak beberapa hari terakhir. "Jadi sebetulnya beliau sudah sakit dari kemarin. Jadi sepanjang malam itu merintih sakit karena perutnya jadi besar," ujar Emmy.
Remy Sylado terlahir dengan nama Japi Panda Abdiel Tambajong di Minahasa, Sulawesi Utara, 12 Juli 1945. Dikenal dengan nama pena tersebut, ia telah berkarya sebagai seorang sastrawan, dosen, novelis, penulis, penyanyi, aktor dan mantan wartawan.
Karirnya berlangsung lebih dari lima dekade. Sebagai aktor, ia muncul di belasan film layar lebar dan merupakan salah satu aktor paling disegani di generasinya.
Di dunia film, Remy tiga kali meraih nominasi di Festival Film Indonesia (FFI)!sebagai Pemeran Pendukung Pria Terbaik. Adapun film-film yang membuatnya mendapatkan nominasi tersebut adalah “Tinggal Sesaat Lagi” (1987), “Akibat Kanker Payudara” (1988) dan “2 dari 3 Laki-laki” (1990).
Selain itu, ia juga seorang penulis aktif yang beberapa karyanya telah diadaptasi ke layar lebar. Salah satu film populer yang pernah dibuat berdasarkan tulisannya adalah “Ca-bau-kan” (2002) dari novel berjudul sama “Ca-bau-kan: Hanya Sebuah Dosa” (1999).
Maestro sastra, dosen, novelis, penyanyi, aktor, dan wartawan
Japi Panda Abdiel Tambajong atau yang lebih dikenal dengan Remy Sylado meninggal pada Senin, 12 Desember 2022 dalam usia 77 tahun. Remy Sylado merupakan sastrawan, dosen, novelis, penulis, penyanyi, aktor dan mantan wartawan Indonesia.
Kabar duka ini disampaikan oleh sejumlah tokoh, salah satunya anggota DPR Fadli Zon. Ia mengunggah foto terakhirnya saat menjenguk Remy Sylado di kediamannya. Sudah lama sakit, Remy Sylado hanya berbaring di ranjang, sementara Fadli Zon duduk di sampingnya. "Selamat jalan Bang Remy Sylado. Baru beberapa hari lalu ngobrol tentang Elvis Presley dan manajernya Kolonel Tom Parker. RIP," tulis Fadli Zon di Twitter.
Rekannya sesama seniman, Boy Worang juga mengumumkan kabar ini pada akun Facebooknya. Dalam pernyataannya, Remy Sylado menghembuskan napas terakhir sekitar pukul 10.35 WIB.
"Selamat Jalan Guruku, Sahabtku, Remy Sylado. Semoga engkau tenang di sisi Nya. Yapi P.A Tambayong, engkau selalu akan dikenang. Senin, tanggal 12 Desember 22, kurang lebih pukul 10.35, kita kehilangan seorang Maestro, Seniman besar," tulis Boy Worang.
Mendapat Bantuan dari Pemprov DKI Jakarta
Sebelumnya, Remy Sylado dikabarkan sakit stroke. Mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan memberikan bantuan berupa perawatan gratis di RSUD Tarakan dan membawanya menggunakan ambulans milik Pemprov DKI Jakarta. Anies sebelumnya menjenguk Remy yang dikabarkan sakit di kediamannya di Cipinang Muara, Jakarta Timur, Jumat, 14 Januari 2022. Anies juga menjanjikan pekerjaan untuk anak seniman Remy Sylado kala itu.
Para seniman pernah melakukan lelang lukisan untuk biaya pengobatan Remy Sylado. Acara amal tersebut digelar di Teater Kecil, Taman Ismail Marzuki (TIM), Jakarta Pusat pada Jumat, 4 Februari 2022. Proses lelang ini turut dibantu oleh Dinas Kebudayaan Provinsi DKI Jakarta. Dalam acara lelang tersebut, sejumlah lukisan milik Remy dilelang mulai dari harga Rp 50 juta. Sejumlah lukisan karya seniman lainnya juga dipamerkan dan dilelang.
Selain itu, sebagai bentuk dukungan ada pula aktor Reza Rahadian dan seniman Jajang C. Noer yang membacakan puisi karya Remy. "Yang saya paling kenal (dari Remy) adalah karyanya, yang kemudian dibuat film," ujar Reza pada Jumat, 4 Februari 2022.
Pada tahun lalu, Penghargaan Akademi Jakarta diberikan kepada Remy Sylado dan Masyarakat Adat Laman Kinipan karena kesetiaannya menjaga ekologi dan kesabaran menanam kembali hutan yang dirusak oleh korporasi yang mengabaikan kepentingan keseimbangan. Penghargaan Akademi Jakarta mulai diberikan pada 1975 dan penerima pertamanya adalah WS Rendra.
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.