Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Kondisi kawasan Kota Tua Jakarta, mulai dari pintu keluar Stasiun Jakarta Kota, pedestarian Bank Mandiri, Museum Bank Indonesia hingga pintu masuk Museum Fatahillah terlihat semrawut. Banyak pedagang kaki lima (PKL) menjajakan dagangannya hingga menyisakan sedikit ruang untuk pejalan kaki.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut petugas di lapangan yang berjaga di pos Bank Mandiri, pihaknya telah melakukan penertiban tapi pedagang kaki lima tetap 'membandel' dengan tetap berjualan. "Sudah dilakukan penindakan tapi, ya pada bandel," kata petugas yang tidak bersedia identitasnya ditulis kepada Tempo, Ahad, 15 Januari 2023.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurutnya, pedagang mulai memadati kawasan tersebut di sore hari. "Tidak ada izin dari Pemprov. Mereka aja yang badung," ujarnya.
Soal jalan yang mulai dilalui banyak kendaraan pribadi, pihaknya tidak mengetahui karena bukan tupoksinya atau wewenangnya. "Itu urusan Dishub. Engga ada komunikasi dibolehkan," kata dia.
Sementara itu, pengunjung menyatakan tidak nyaman berjalan di kawasan itu karena jalan yang kecil dan sesak. "Susah, ya jalan soalnya banyak yang jualan gini," kaya Ety (52 tahun) warga Depok.
Ia menyatakan lebih menyukai kondisi kawasan Kota Tua di awal setelah revitalisasi. "Kalau dulu kan enak jalan, tempatnya luas," kata dia.
Berbeda dengan Ety, Putri (17 tahun) warga Jakarta Pusat, tidak merasa keberatan. "Enggak (keberatan banyak pedangan) ko, jadi gampang cari jajanan," katanya.
Dari pengamatan Tempo di lokasi, ada sejumlah petugas dari Satpol PP yang berjaga di pos yang tersebar di beberapa titik, seperti sisi kanan depan Stasin Jakarta Kota, sisi kanan depan Bank Mandiri, dan sisi kiri depan Museum Bank Indonesia.
Kota Tua utamakan pejalan kaki
Sebelumnya, pernah beredar video pengendara motor jatuh di jalan kawasan Kota Tua. Pada saat itu, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan pengendara motor yang jatuh telah melanggar lalu lintas. Sebab, para pengendara motor itu memasuki area pejalan kaki.
Menurut Anies, jalanan tersebut memang didesain untuk pejalan kaki, bukan pemotor. "Jadi itu bukan jenis aspalnya yang licin," ujar dia.
Dia menganggap kejadian pemotor berjatuhan sebagai suatu pembelajaran agar warga terbiasa melihat wajah baru Kota Tua yang mengutamakan pejalan kaki.
"Bagi pengendara motor hormatilah kawasan pejalan kaki ini," ucap mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan ini.
Di sisi lain, lanjut Anies Baswedan, petugas juga harus lebih disiplin menindak pelanggaran. Dia telah meminta kepada Dinas Perhubungan DKI dan Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) DKI untuk lebih disiplin menjaga.
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.