Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Kecelakaan Truk Pertamina di Cibubur Terungkap, Ini Penyebabnya

Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) mengungkapkan penyebab kecelakaan truk Pertamina yang terjadi di Jalan Transyogi, Cibubur.

19 Oktober 2022 | 06.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Sebuah truk tangki BBM Pertamina terlihat ringsek di lokasi kecelakaan Cibubur, Senin sore, 18 Juli 2022. Dalam pesan di aplikasi Whatsapp beredar info, pukul 15.55 WIB sebuah truk tangki Pertamina diduga alami rem blong, di Jalan Alternatif Cibubur, dari arah Cibubur menuju arah Cileungsi, tepatnya di Traffic Light. Instagram/TMCpoldametrojaya

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) mengungkapkan penyebab kecelakaan truk Pertamina yang terjadi di Jalan Transyogi, Cibubur, pada Senin, 18 Juli 2022. Adapun penyebab fatalitas korban bukan disebabkan oleh desain safety di kendaraan maupun jalan, melainkan tindakan pengemudi truk tangki Pertamina.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Menurut Senior Investigator KNKT Ahmad Wildan, pengemudi truk Pertamina itu belum memahami tentang sistem rem kendaraannya. Bahkan Wildan mengatakan pengemudi tidak mengerti maksud dari jumlah bar dalam tekanan angin serta belum dapat membedakan cara kerja antara full hydraulic brake, air over hydraulic brake, dan full air brake.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Ini PR kita untuk memberikan crash program agar pengemudi memahami sistem rem dan cara pendeteksinya, termasuk membaca simbol-simbol tadi. Rekomendasi kami, untuk menurunkan fatalitas, agar melakukan pelatihan terkait dengan emergency handling," katanya, Selasa, 18 Oktober 2022.

Wildan menilai kecelakaan maut yang terjadi bisa dihindari jika pengemudi memiliki pemahaman mengenai sistem. Dalam kasus ini, sudah ada tanda-tanda terlebih dulu sehingga pengemudi seharusnya berhenti dan menghubungi pihak manajemen.

Minimnya pengetahuan yang dimiliki para pengemudi disebut sebagai salah satu faktor penyebab peningkatan fatalitas dalam sebuah kecelakaan. Ia mengimbau harus ada pelatihan bagi setiap pengemudi truk maupun bus untuk mengurangi kemungkinan kecelakaan.

"Kecelakaan itu enggak perlu terjadi kalau pengemudinya tahu. Ini tugas kita semua, sehingga kecelakaan konyol seperti ini enggak perlu terjadi, karena sebenarnya sudah terindikasi dari awal, tapi karena ketidaktahuan pengemudi, kecelakaan ini terjadi," jelasnya.

Sebelumnya, diketahui kecelakaan truk tangki Pertamina melibatkan empat mobil dan 10 sepeda motor. Truk tersebut semula diduga mengalami rem blong dan menabrak kendaraan di depannya yang tengah berhenti di lampu merah Transyogi. Jumlah korban jiwa dalam kecelakaan ini mencapai 11 orang.

Ingin berdiskusi dengan redaksi mengenai artikel di atas? Mari bergabung di grup Telegram GoOto

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus