Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Kecewa Demokrasi Dicederai, Mahasiswa Bekasi-Karawang Demo Hingga Bakar Foto Jokowi

Aliansi mahasiswa Bekasi-Karawang menganggap Jokowi hanya mementingkan kepentingan satu keluarga demi kekuasaannya.

6 Februari 2024 | 23.38 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Presiden Joko Widodo berbincang dengan Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Kaesang Pangarep saat melakukan pertemuan di kawasan Jalan Braga, Bandung, Jawa Barat, Sabtu, 3 Februari 2024. Presiden Joko Widodo meyakini PSI bisa mendapatkan kursi di DPR RI pada Pemilu 2024. ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Aliansi mahasiswa Bekasi-Karawang berunjuk rasa di Jalan Cut Meutia, depan Universitas Islam 45, Kota Bekasi, Selasa sore, 6 Februari 2024. Unjuk rasa itu sebagai bentuk kekecewaan mahasiswa terhadap sikap Presiden Joko Widodo atau Jokowi yang dianggap mencederai demokrasi dalam kontestasi Pemilu 2024.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Pada saat ini presiden tidak lagi menjadi pejabat publik, presiden hanya menjadi satu orang yang mementingkan satu golongan keluarga untuk melakukan kekuasaannya," kata perwakilan mahasiswa tersebut, Aditya Syahran kepada wartawan di lokasi.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pantauan Tempo di lokasi, puluhan mahasiswa yang tergabung dari berbagai universitas di Bekasi dan Karawang itu berunjuk rasa hingga menutup sebagian Jalan Cut Meutia. Mereka membentangkan spanduk bertuliskan "Jokowi Menciderai Demokrasi".

Tampak mahasiswa juga berorasi menyampaikan kekecewaannya terhadap sikap Jokowi. Aksi itu juga diwarnai pembakaran ban di tengah jalan. Mahasiswa juga membakar sejumlah foto Jokowi.

"Itu (Bakar foto Jokowi) merupakan bentuk kekecewaan teman-teman kita bahwa Jokowi keluar dari koridor demokrasi yang sehat, itu adalah simbolik menunjukkan kepada rakyat bahwa Jokowi ini sudah tidak sehat dalam berdemokrasi," ujar Aditya.

Aditya menambahkan, pihaknya juga kecewa terhadap Jokowi mendukung calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto yang diduga pelaku pelanggaran HAM pada 1998. Menurut Aditya, Jokowi telah melanggar etika moralitas berbangsa dan bernegara, karena mendukung Prabowo.

"(Jokowi) Abai kepada kesejahteraan masyarakat ini poin yang paling penting, mengapa? Ketidaknetralitas presiden ini akan berpengaruh terhadap struktur yang ke bawah. Jika presiden tidak netral, menteri pun tidak netral, kepala daerah pun tidak netral," ujar Aditya.

Mahasiswa berharap Jokowi kembali kepada demokrasi yang baik. Aditya mengatakan, pihaknya berencana melaksanakan unjuk rasa lanjutan dengan jumlah massa yang lebih banyak.

"Aksi lanjutan ada tetap bakal ada ke depannya, jika Jokowi tidak merespons gerakan kita, kita akan terus bergerak, kita akan bertambah jumlahnya lebih banyak, dan kita pastikan konsisten, kita akan terjaga sampai demokrasi kita terwujud sebaik-baiknya," ujar Aditya.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus