Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Arsip

Kemacetan Jakarta Berkurang 20 Persen dengan Bantuan Teknologi AI, Sempat Disentil DPRD DKI

Heru Budi Hartono menyebut teknologi AI yang dipasang di 20 persimpangan berhasil pangkas kemacetan Jakarta hingga 20 persen.

9 Juli 2023 | 17.57 WIB

Kendaraan terjebak kemacetan di Kawasan Gatot Subroto, Jakarta, Jumat, 7 Juli 2023. Pemprov DKI Jakarta mewacanakan pembagian jam masuk kantor demi urai macet. Pengaturan jam masuk kerja itu segera diuji coba dikaji dalam sesi yakni pukul 08.00 WIB dan 10.00 WIB. Namun kebijakan ini masih dibahas dengan Polisi dan stakeholder lain. TEMPO / Hilman Faturrahman W
Perbesar
Kendaraan terjebak kemacetan di Kawasan Gatot Subroto, Jakarta, Jumat, 7 Juli 2023. Pemprov DKI Jakarta mewacanakan pembagian jam masuk kantor demi urai macet. Pengaturan jam masuk kerja itu segera diuji coba dikaji dalam sesi yakni pukul 08.00 WIB dan 10.00 WIB. Namun kebijakan ini masih dibahas dengan Polisi dan stakeholder lain. TEMPO / Hilman Faturrahman W

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Penjabat Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono menyebutkan bahwa teknologi kecerdasan buatan alias artificial intelligence (AI) yang dipasang di 20 persimpangan berhasil pangkas kemacetan hingga 20 persen.

"Untuk mempermudah pantauan kemacetan dan memperlancar lalu lintas. Bisa menciptakan efisiensi lalu lintas menjadi 15 hingga 20 persen," kata Heru usai meninjau ruang kontrol Network Operation Centre (NOS) ITS Traffic Light di Jalan Abdul Muis, Jakarta Pusat, Selasa,  4 Juli 2023.

Heru mengatakan, teknologi AI ini secara otomatis mengatur lampu rambu lalu lintas dengan menyesuaikan kepadatan kendaraan. Adapun pemilihan lokasi yang dipasang teknologi AI, kata Heru, mempertimbangkan kondisi kepadatan dan kemacetan lalu lintas yang terjadi. Seperti Jalan Daan Mogot, Pancoran, Kuningan, Gunung Sahari dan Gatot Subroto.

DPRD DKI sempat sebut penggunaan AI untuk atasi kemacetan belum berdampak langsung

Ketua Fraksi PDIP DPRD DKI Jakarta Gembong Warsono, menyentil sistem canggih AI tersebut. Menurutnya penerapan AI selama sebulan ini belum berdampak langsung untuk mengurangi kemacetan Jakarta.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

"Perjalanan saya (pagi) dari Kebayoran Lama sampai kantor ini tidak ada perubahan apa-apa," kata Gembong kepada wartawan di Gedung DPRD DKI Jakarta, Jakarta Pusat, Senin 3 Juli 2023.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Gembong mendorong Pemprov untuk mengevaluasi penerapan AI. Hal ini dilakukan agar dana yang telah dipakai tidak sia-sia.

"Katakan lah bulan kemarin sebelum itu dipasang kemacetan di DKI Jakarta Itu seperti apa. Pas sudah dipasang seperti apa, yang tahu persis itu Dishub," ujar Gembong.

Penggunaan teknologi AI telan biaya Rp 78 miliar

Diketahui, Dinas Perhubungan (Dishub) telah menggunakan teknologi kecerdasan buatan untuk menekan kemacetan Ibu Kota. AI akan digunakan di 20 titik atau simpang Jakarta senilai Rp 78 Miliar.

Dalam penerapannya, Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) DKI Jakarta Syafrin Liputo mengklaim AI cukup berpengaruh dalam memantau dan melakukan pengaturan waktu di lampu lalu lintas (traffic light) berdasarkan informasi basis data internal Google.

Selain itu, penerapan AI juga dapat memperkuat fungsi sistem manajemen lalu lintas (adaptif forces) yang dijalankan dan menghitung secara aktual volume lalu lintas di simpang. Melalui AI, Dishub akan mengetahui vc ratio atau perbandingan antara kapasitas jalan dengan kepadatan lalu lintas di jalan tersebut.

"Jadi, traffic light tersebut dapat 'melihat' kaki simpang mana yang padat, sehingga di titik itulah yang akan diberikan prioritas lampu hijau lebih banyak atau lama," kata Syafrin.

20 Persimpangan yang Gunakan Teknologi AI

Sebanyak 20 persimpangan di Jakarta telah menggunakan teknologi AI untuk mengurangi kemacetan.

"Jadi ada dua puluh simpang yang sudah menerapkan prinsip AI dengan intelligent transport system (sistem transportasi cerdas) di traffic light (lampu lalu lintas)," kata Syafrin Liputo seperti dilansir dari Antara, Ahad, 2 Juli 2023.

Adapun 20 titik lokasi yang sudah menggunakan teknologi AI antara lain Jalan Jembatan 2 Raya-Jalan Tubagus Angke, Jalan Kyai Tapa-Jalan Daan Mogot (Grogol), Jalan S Parman-Jalan Tomang Raya, Jalan S. Parman-Jalan KS. Tubun-Jalan Gatot Subroto (Slipi), dan Jalan Gatot Subroto-Jalan Rasuna Said (Kuningan).

Teknologi ini juga dipakai di Jalan Gatot Subroto-Jalan Supomo (Pancoran), Jalan MT haryono-Jalan Sutoyo (Cawang Uki), Jalan DI Panjaitan-Jalan Kalimalang, Jalan Ahmad Yani-Jalan Utan Kayu (Rawamangun), Jalan Ahmad Yani-Jalan Pemuda-Jalan Pramuka, Jalan Ahmad Yani-Jalan H. Ten, dan Jalan Perintis Kemerdekaan-Jalan Letjen Suprapto.

Kemudian Jalan Senen Raya-Jalan Kwitang (Senen), Jalan Gunung Sahari-Jalan Wahidin, Jalan Gunung Sahari-Jalan Dokter Sutomo (MBAL), Jalan Gunung Sahari-Jalan Angkasa-Jalan Samanhudi , Jalan Gunung Sahari-Jalan Mangga Besar (Kartini), Jalan Gunung Sahari-Jalan Pangeran Jayakarta, Jalan Gunung Sahari-Jalan Mangga Dua, dan Jalan Perniagaan Raya-Jalan Pasar Pagi Flyover (Jembatan Lima).

Tahun ini, kata Syafrin pihaknya akan menambah 40 simpang lagi yang akan dipasang teknologi AI atau kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI) sebagai upaya mengurangi kemacetan Jakarta.

CLARA MARIA | ERWAN HARTAWAN

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus