Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Kenaikan minyak

25 Desember 1976 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

17 Desember -- Terhitung mulai Januari 1977, uang minyak yang akan diterima Indonesia paling tidak akan bertambah dengan satu dollar AS, untuk setiap barrel ekspornya. Indonesia termasuk negara yang menyetujui kenaikan harga minyak sebesar 10% dalam sidang OPEC di Doha, ibukota Qatar yang berlangsung dari 15 sampai 17 Desember lalu. Di antara ke-13 anggota negara pengekspor minyak itu, hanya Arab Saudi dan Persatuan Emirat Arab yang akan menaikkan harga ekspor minyak sehanyak 5%. Sidang 2 hari yang berlangsung di suatu ruangan anti tembus peluru di hotel megah Gulf Side di Doha itu kabarnya berlangsung cukup sengit, ketika Arab Saudi yang diwakili Menteri Minyak Sheikh Zaki Yamani kembali menuntut dibekukannya harga minyak yang sekarang (AS$ 15,51 per barrel) selama 6 bulan lagi. Tapi kali ini Yamani tak berhasil sebagaimana yang terjadi dalam sidang OPEC di Bali bulan Mei lalu. Yamani yang di akhir han sidang mendadak terbang ke Ryadh, ibukota Arab Saudi untuk berunding dengan Raja Khaled, kemudian menawarkan jalan tengah kenaikan yang 10% dan 5% itu. Mengomentari kenaikan harga minyak yang banyak mendapat tentangan dari negara-negara industri dan sempat nengundurkan konperensi "Utara-Selatan" di Paris yang sedianya akan dihadiri wakil-wakil dari negara kaya dan berkembang - Menteri Ekuin Widjojo Nitisastro mengatakan: "Hendaknya negara-negara industri jangan mengkambing-hitamkan kenaikan harga minyak mentah. Mereka selalu ribut kalau harga minyak naik, sedang kalau harga barang-barang industri naik tak mereka pikirkan". Menteri Pertambangan Moh. Sadli yang bertindak selaku presiden konperensi OPEC di Doha, beranggapan kenaikan itu adalah wajar dan sudah waktunya. Tapi disetujuinya dua macam kenaikan itu menurut beberapa pengamat akan membahayakan persatuan OPEC, kalau saja Arab Saudi akan memprodusir lebih banyak minyak lagi hingga membanjiri pasaran minyak dunia. Seperti diketahui, Amerika Serikat amat tergantung dari ekspor minyak Arab Saudi dan Persatuan Emirat Arab.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus