Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Kenali 3 Jenis Posisi Bayi Sungsang dan Cara Mengatasinya

Sekitar 3-4 persen kehamilan mengalami bayi sungsang.

6 Oktober 2019 | 13.46 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Ilustrasi bayi sungsang. shutterstock.com

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Beberapa ibu hamil mengalami bayi sungsang di dalam kandungannya. Kondisi ini merupakan salah satu masalah yang dapat terjadi pada kehamilan. Posisi sungsang dipengaruh oleh banyak hal, seperti pernah mengalami kelahiran prematur, kehamilan kembar, dan sebagainya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sekitar 3-4 persen kehamilan mengalami bayi sungsang. Kondisi ini terjadi ketika kaki atau bokong bayi berada dekat jalan lahir atau di bawah rahim, sementara kepala bayi berada di atas rahim. Padahal normalnya, kepala bayi harus dekat dengan jalan lahir untuk persiapan kelahiran. Kondisi ini baru bisa dipastikan ketika usia kehamilan mencapai minggu ke-35 atau ke-36.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pada minggu tersebut atau bahkan sebelumnya, bayi biasanya mengobah posisi secara otomatis menjadi kepala di bawah. Jika tidak berubah, maka bayi Anda dianggap sungsang. Dokter dapat mengetahuinya dengan merasakan posisi bayi melalui perut Anda, dan memastikannya dengan melakukan USG.

Ada tiga jenis posisi bayi sungsang, perama Frank breech (sungsang frank). Dalam posisi ini, kedua kaki bayi lurus ke atas dan bokongnya berada di bawah dekat jalan lahir. Complete breech (sungsang lengkap) kedua lutut dan kaki menekuk seperti sedang jongkok sehingga bokong atau kaki dapat memasuki jalan lahir terlebih dahulu. Terakhir Incomplete breech (sungsang tidak lengkap), satu atau kedua kaki bayi dekat dengan jalan lahir.

Jika bayi sungsang, ibu hamil mungkin akan merasa tidak nyaman di bawah tulang rusuk, terengah-engah ketika kepala bayi menekan di bawah diafragma, dan merasakan beberapa tendangan pada kandung kemih. Selain itu, melahirkan bayi sungsang juga memiliki risiko tinggi bayi terjebak di jalan lahir, dan pasokan oksigen melalui tali pusat terputus. Meski masih dapat melahirkan bayi sungsang dengan normal, namun dokter biasanya menyarankan melakukan operasi caesaruntuk mengurangi risiko yang ada.

Penyebab bayi sungsang, sebenarnya, tidak diketahui secara pasti. Namun, menurut American Pregnancy Association terdapat banyak kemungkinan risiko ibu hamil memiliki bayi sungsang. Misalnya telah mengalami beberapa kehamilan, kehamilan kembar, pernah mengalami kelahiran prematur, rahim memiliki terlalu banyak atau terlalu sedikit cairan ketuban yang dapat memengaruhi gerak bayi, bentuk rahim tidak normal atau memiliki komplikasi, seperti adanya fibroid dalam rahim serta memiliki plasenta previa di mana plasenta berada di bagian bawah rahim

Jika Anda memiliki faktor risiko tersebut, sebaiknya Anda mulai berhati-hati. Selalu lakukan pemeriksaan kandungan rutin ke dokter untuk memastikan kondisi bayi Anda. Dengan melakukan pemeriksaan rutin, Anda dapat mengetahui masalah yang ada sedini mungkin.

Cara mengatasi bayi sungsang

Ketika bayi sungsang diketahui sesegera mungkin, ibu hamil bisa melakukan berbagai cara untuk mengubah posisi bayi. Cara yang dimaksud untuk mengatasi bayi sungsang, yaitu:

1. External Version (EV)
External Version (EV) merupakan suatu prosedur di mana dokter akan mencoba mengubah posisi bayi ke posisi yang benar dengan melakukan penekanan pada permukaan perut Anda untuk memutar posisi bayi. Sebagian besar dokter menyarankan melakukan EV pada usia kehamilan 36-38 minggu.

Prosedur ini tentu dilakukan dengan sangat hati-hati, dan sejauh ini hanya setengah kasus yang berhasil. Ini tidak direkomendasikan untuk semua wanita, terutama jika Anda baru mengalami pendarahan atau menginginkan anak kembar.

2. Minyak esensial
Sebagian ibu menyatakan bahwa menggunakan minyak esensial, seperti peppermint di perut untuk merangsang bayi berubah posisi. Namun, sebelum menggunakannya pastikan Anda telah berkonsultasi pada dokter. 

3. Breech tilt
Anda dapat melakukan breech tilt, di mana Anda berbaring dengan pinggul yang sedikit terangkat. Letakkan bantal di bawah pinggul dan tekuk lutut Anda sehingga Anda tidak telentang. Lakukan dua kali sehari selama 10-15 menit, terutama saat bayi Anda aktif. Cara ini bisa mendorong bayi untuk bergerak dan berubah posisi. 

4. Melakukan gerakan lutut dada
Anda dapat melakukan gerakan lutut dada dengan cara berlutut di lantai, lalu posisikan diri Anda seperti sujud, di mana kepala dan bahu berada di bawah sementara bokong dan panggul berada di atas. Jangan biarkan paha menempel pada dada, dan lakukan selama 15-20 menit setiap hari.  Ini dapat memberi bayi lebih banyak ruang untuk membalik posisinya. Namun, pastikan Anda mendapat izin dari dokter untuk melakukan beberapa cara ini. 

 

 

 

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus