Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Arsip

Berita Tempo Plus

Tumbang di Tumpukan Baju Hazmat

Pengadaan alat pelindung diri selama pandemi diduga bermasalah. Kepala Pusat Krisis Kesehatan Kementerian Kesehatan sebagai pejabat pembuat komitmen menunjuk perusahaan yang tak memiliki rekam jejak membuat APD. Kekisruhan itu berujung pada kelangkaan alat pelindung diri, yang ditengarai membuat sejumlah tenaga kesehatan terpapar corona. Liputan ini terselenggara berkat kolaborasi Tempo, Tempo Institute, dan Free Press Unlimited.

5 September 2020 | 00.00 WIB

Perawat bersiaga mengenakan alat pelindung diri di Instalasi Gawat Darurat khusus penanganan COVID-19 di Kota Pekanbaru, Riau, Juni 2020. ANTARA/FB Anggoro
Perbesar
Perawat bersiaga mengenakan alat pelindung diri di Instalasi Gawat Darurat khusus penanganan COVID-19 di Kota Pekanbaru, Riau, Juni 2020. ANTARA/FB Anggoro

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Ringkasan Berita

  • Masih ada 2 juta alat pelindung diri milik konsorsium Korea Selatan yang menumpuk dan tak disalurkan.

  • Pemerintah menolak membeli APD itu dengan alasan terlalu mahal.

  • Perseteruan itu diduga ikut mempengaruhi hubungan Indonesia dan Korea Selatan.

TIMBUNAN kardus terlihat di berbagai penjuru kantor PT GA Indonesia di Cibinong, Bogor, Jawa Barat, pada Jumat, 4 September lalu. Lobi, kantin, klinik, hingga loker karyawan dipenuhi karton cokelat berisi alat pelindung diri (APD) merek Kaltech. Direktur Utama PT GA Indonesia Song Sung Wook mengatakan kantornya menampung sekitar 37 ribu boks, masing-masing seberat 20 kilogram. ā€œIsinya 2 juta APD,ā€ ujarnya.

PT GA adalah bagian dari konsorsium produsen APD Korea Selatan yang terdiri atas 20 pabrik di Indonesia. Melalui PT Permana Putra Mandiri, perusahaan alat kesehatan di Jakarta Timur, konsorsium itu mendapat pesanan 5 juta alat dari Kementerian Kesehatan pada 28 Maret lalu. Hingga Mei lalu, konsorsium tersebut telah mendistribusikan sekitar 3,1 juta set APD kepada pemerintah dengan rincian 2,1 juta set merek Boho dan selebihnya Kaltech.

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Raymundus Rikang

Menjadi jurnalis Tempo sejak April 2014 dan kini sebagai Redaktur Pelaksana Desk Wawancara dan Investigasi. Bagian dari tim penulis artikel “Hanya Api Semata Api” yang meraih penghargaan Adinegoro 2020. Alumni Universitas Atma Jaya Yogyakarta bidang kajian media dan jurnalisme. Mengikuti International Visitor Leadership Program (IVLP) "Edward R. Murrow Program for Journalists" dari US Department of State pada 2018 di Amerika Serikat untuk belajar soal demokrasi dan kebebasan informasi.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
Ā© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus