Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto menyatakan status kotanya sudah turun dari zona merah Covid-19 menjadi zona oranye mulai Senin pekan ini. Itu berarti tingkat risiko penyebaran Covid-19 di Kota Bogor turun dari risiko tinggi menjadi risiko sedang.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
"Kota Bogor selama dua pekan sebelumnya berturut-turut berstatus zona merah. Alhamdulilah mulai Senin hari ini sudah turun menjadi zona oranye," kata Bima Arya di Bogor, Senin 12 Oktober 2020.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Meskipun status Kota Bogor turun menjadi zona oranye, Bima Arya mengatakan pencegahan dan penanganan risiko penyebaran Covid-19 tidak boleh kendor.
"Penanganan terhadap Covid-19 harus terus ditekan untuk menurunkan angka penularan Covid-19," katanya.
Berdasarkan data harian Covid-19 di Dinas Kesehatan Kota Bogor, ada 34 kasus positif pada Senin, sehingga total kasus positif Covid-19 di Kota Bogor 1.613 kasus. Sebanyak 1.112 kasus telah dinyatakan sembuh dan 57 kasus positif meninggal dunia. Pasien dalam perawatan 444 kasus.
"Dari 1.112 kasus positif yang dinyatakan sembuh, tercatat 50 kasus positif dinyatakan sembuh pada Senin hari ini," kata Bima Arya.
Baca juga: Begini Bima Arya Sebut Omnibus Law Permudah Investasi Tapi Ganggu Otonomi Daerah
Kepala Dinas Kesehatan Kota Bogor Sri Nowo Retno mengatakan tingkat risiko penularan Covid-19 suatu daerah ditentukan berdasarkan 14 indikator yang telah ditetapkan oleh pemerintah pusat. Sebanyak 10 indikator epidemiologi, dua indikator surveilans, serta dua indikator fasilitas kesehatan.
Dari 14 indikator tersebut, dapat diketahui apakah suatu tingkat risiko penularan Covid-19 suatu daerah tinggi (zona merah) atau sedang (zona oranye). "Sebanyak 10 indikator datanya diambil dari catatan baru di rumah sakit secara online yang langsung diakses ke pemerintah pusat dan Provinsi Jawa Barat," katanya.