Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Kuasa Hukum Manajemen Superstar Fitness, Daniel Hutabarat, menanggapi soal tudingan dugaan penipuan yang dilakukan kliennya. Sejumlah member pusat kebugaran itu melapor ke Polda Metro Jaya pada Rabu lalu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Daniel membantah anggapan kliennya melakukan penipuan karena menutup 7 unit pusat kebugaran itu di sejumlah mall. Menurut Daniel, pusat kebugaran itu ditutup oleh manajemen mall sendiri karena pihak kliennya tidak bisa membayar sewa, maintain, dan listrik.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Jadi pihak manajemen mall yang mengunci unitnya," ucap Daniel kepada Tempo melalui sambungan telepon, Ahad, 17 November 2024.
Daniel mengakui alasan menutup itu karena sedang ada perbaikan listrik. Dia menyatakan listrik di tujuh cabang Superstar Fitness itu memang mati karena mereka tak membayar biaya bulanan
Bahkan, menurut dia, saat ini pihaknya tengah menghadapi persidangan pailit yang diajukan oleh salah satu kreditur perusahaan di Pengadilan Niaga Jakarta Pusat.
"Kalau pailit itu, karena ada kesulitan keuangan, mall juga menutup, ada kreditur-kreditur yang bermunculan mengajukan pailit ke perusahaan," ujar Daniel.
Daniel juga menyampaikan bahwa merosotnya pendapatan sudah berlangsung sejak lama. Maka dari itu, ujar dia, manajemen terus merekrut member sebanyak-banyak dengan harapan uang tersebut bisa menyelamatkan perusahaan dari pailit, termasuk digunakan untuk menggaji karyawan, membayar sewa tempat dan listrik.
"Dari member-member tersebutlah ada pemasukan untuk bisa berjalannya roda perusahaan ini," tutur Daniel.
Dia juga menegaskan bahwa manajemen tidak melakukan penipuan. Menurutnya, pusat kebukaran tersebut benar-benar dibuka, dan fasilitas pernah disediakan. Hanya saja saat ini belum bisa membayarkan uang sewa. Pihaknya akan bertanggung jawab atas semua kerugian yang dialami member, termasuk untuk mengembalikan uang tersebut.
"Dari perusahaan akan mengembalikan. Mereka kan ada aset-aset seperti alat gym. Itu bisa menjadi jaminan utang, memberikan kepastian pembayaran kepada para kreditur-kreditur," ucap Daniel.
Sebelumnya, sejumlah member Superstar Fitness ini melapor ke Polda Metro Jaya soal dugaan penipuan karena penutupan 7 cabangnya. Mereka melapor pada Rabu, 13 November 2024. 4 orang yang dilaporkan dalam kasus ini, yaitu Marino Sulaiman dan Ricky Chandra selaku owner, serta Hartanto Jayali dan Marino Kawuwung selaku karyawan.
Menurut Kepada Bidang Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Ade Ary Syam Indradi, laporan itu dibuat oleh empat orang perempuan berinisial APS, RBRH, FCN, YMS. "(Mereka) ini menjadi korban dan telah membuat laporan polisi di Polda Metro Jaya tanggal 13 November tentang dugaan penipuan," ucap Ade pada Jumat, 15 November 2024.
Kuasa hukum pelapor, Ferry Juan, menyatakan Superstar Fitness secara serentak menutup ketujuh cabangnya sejak 30 Oktober lalu. Ketujuh cabang tersebut di antaranya di Tanjung Barat, Pramuka, Alam Sutera, Cibubur, Cibinong, Sentul dan Cakung. Menurut keterangannya, alasan yang diberikan manajemen adalah karena sedang ada perbaikan listrik.
"Mau perbaikan empat hari, tapi sekarang sudah hampir satu bulan enggak dibuka-buka," ujarnya saat dihubungi Tempo pada Ahad, 17 November 2024.
Ferry memperkirakan total kerugian keanggotaan Superstar Fitness yang telah teridentifikasi per 12 November adalah mencapai Rp 4,6 miliar dari sekitar 600 lebih member yang melapor. Kerugian masing-masing anggota berbeda-beda mulai dari Rp2 jutaan hingga Rp120 juta karena jumlah keanggotaannya yang bervariasi.
"Sampai saat ini pihaknya belum dihubungi oleh manajemen," tutur Ferry.